Pelatih ganda campuran Richard Mainaky menyiapkan strategi khusus di Olimpiade menyusul hanya Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti yang lolos ke Tokyo. Seperti apa?
Diketahui, BWF secara resmi mengakhiri kualifikasi Olimpiade 2020 Tokyo dalam pernyataan resminya di laman federasi. Melalui Sekretaris Jenderal BWF Thomas Lund, badan organisasi bulutangkis dunia itu menyatakan proses kualifikasi Olimpiade ditutup karena tidak ada peluang tambahan bagi pemain untuk mendapatkan poin.
Namun, mereka masih masih menerima konfirmasi dari Komite Olimpiade Nasional (NOC) dan Asosiasi Anggota, terkait kemungkinan adanya realokasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Indonesia sendiri jika menukil ranking kualifikasi race to Tokyo telah memastikan tujuh wakil atau 11 pebulutangkis yang akan berlaga di pesta olahraga multievent empat tahunan tersebut pada 23 Juli -8 Agustus.
Jumlah itu terdiri dari tunggal putra Anthony Sinisuka Ginting, Jonatan Christie, tunggal putri Gregoria Mariska Tunjung, ganda putra Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan dan Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon, ganda putri Greysia Polii/Apriyani Rahayu, serta ganda campuran Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti.
Khusus di ganda campuran, Hafiz Faizal/Gloria Emanuelle Widjaja tidak lolos setelah berada di peringkat sembilan. Dengan status ini, maka mix double Indonesia hanya mengirim satu wakilnya. Lantas bagaimana strategi pelatih terkait hal ini?
"Saya dan Nova (Widianto, asisten pelatih ganda campura) sudah harus membuat satu program untuk di Tokyo seperti apa. Khususnya soal sparring partner" kata Richrad kepada detikSport, Jumat (28/5/2021).
Berkaca di Olimpiade 2016 Rio de Janeiro, ganda campuran Indonesia meloloskan dua wakil yaitu Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir dan Praveen Jordan/Debby Susanto. Artinya, mereka tak kesulitan untuk mendapat rekan latih sebelum pertandingan.
"Nah, sekarang ini cuma satu (Praveen/Melati) saja. Jadi harus punya strategi tepat supaya mereka kondisi dan semuanya tidak menurun, supaya peak tetap pada hari H," lanjutnya.
Richard mengungkapkan tak mengetahui secara pasti jumlah sparing latihan yang boleh dibawa masing-masing cabor. "Boleh tidak sebanyak-banyaknya? Seperti di Brasil masih bisa banyak karena cuma ada virus Zika, tapi dengan situasi sekarang yang serba dibatasi (imbas virus Corona), bisa tidaknya bawa banyak sparing, kami tidak tahu," ujarnya.
"Tapi yang saya dengar sih 20 persen dari jumlah atlet yang diloloskan untuk tim sparingnya. Jika benar, saya akan membawa Hafiz/Gloria. Karena saya punya pikiran kalau atlet lain yang delapan besar mundur, maka Hafiz/Gloria bisa masuk," kata Richard.
"Makanya sekaligus berjaga-jaga. Cuma kartu tanda pengenal olimpiade kan lain, mesti dipastikan kembali seperti apa. Tapi harapan saya sih begitu (Hafiz/Gloria) tetap bisa dibawa apakah jadi sparing partner atau apa," dia mengharapkan.