Tim putra Indonesia gagal mempertahankan gelar di Badminton Asia Team Championship 2022. Kepala bidang Pembinaan Prestasi PBSI Rionny Mainaky memberikan catatannya.
Menurunkan skuad pemain muda, tim putra Indonesia sejatinya sudah memenuhi target awal menembus final Kejuaraan Bulutangkis Asia Beregu yang berlangsung di Malaysia 15-20 Februari.
Namun, tren positif itu gagal dilanjutkan sampai tim putra Indonesia menjadi juara. Tim yang dipimpin Chico Aura Dwi Wardoyo itu dikalahkan Malaysia 0-3.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Chico yang main di partai pembuka menyerah lebih dulu dari juara All England 2021 Lee Zii Jia dengan skor 21-14, 12-21, 10-21. Diikuti Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin yang juga takluk dari Aaron Chia /Soh Wooi Yik setelah dipaksa main rubber game 21-17, 13-21, 18-21.
Indonesia masih punya kesempatan untuk mengadang Malaysia menjadi juara lewat permainan Ikhsan Leonardo Imanuel Rumbay. Tapi kesempatan itu tertutup setelah Ikhsan kalah dua gim langsung dari Ng Tze Yong 14-21, 15-21.
Hasil itu pun membuat Iltim putra Indonesia untuk kali pertama menjadi runner up sejak 2016. Pada tiga edisi sebelumnya 2016, 2018, 2020, Indonesia berhasil menjadi jawara.
Mengevaluasi penampilan tim putra, Kepala bidang Pembinaan Prestasi PBSI Rionny Mainaky menyebut bahwa penampilan ganda dan tunggal sudah bagus. Hanya memang ada beberapa catatan khusus, terutama mental.
"Chico bagus, cuma dia kurang fight. Rumbay itu... aduh. Dia itu ragu-ragu, padahal adu capek juga enggak," kata Rionny kepada detikcom.
"Evaluasi kami dari mental. (Tapi) jangan bicara mental lah, daya juang dulu, kalau itu enggak ada, enggak usah bicara mental. Kalau teknik harus matang dulu dan benar mengambil keputusan, bukan harusnya smes malah bola cop. Harusnya bola diangkat, malah smes," dia menjelaskan.
Selain Chico dan Ikhsan, PBSI di Kejuraan Bulutangkis Beregu Asia kali ini juga mengandalkan Christian Adinata. Pemain berusia 20 tahun ini tercatat selalu sukses membawa Indonesia meraih kemenangannya di babak penyisihan Grup A.
Pertama saat melawan Hong Kong, kemudian saat menghadapi Korea Selatan. Begitu pun di babak knock out, ia juga sukses membawa Indonesia ke final setelah berhasil mengalahkan wakil Singapura Koh Jia Wei Joel 21-11, 21-14. Padahal dua tunggal sebelumnya menelan kekalahan.
"Memang, Christian memiliki pukulan lebih susah ditebak lawan, kemampuan membaca bolanya lebih baik. Mungkin kalau melihat permainan kemarin bisa saja," kata Rionny, soal peluang mengorbitkan Christian ketimbang Rumbay.
"Tetapi, kalau mereka sama-sama menunjukkan permainan terbaik, mereka masih imbang," imbuhnya.