Dua turnamen Indonesia Masters dan Indonesia Open 2022 telah rampung digelar. Panitia pelaksana menyebut penyelenggaraan sudah berjalan dengan baik.
Seperti diketahui, Indonesia Masters dan Indonesia Open akhirnya kembali ke Istora Gelora Bung Karno (GBK). Ajang itu sudah dimulai sejak 8-12 Juni dengan Indonesia Masters, disusul Indonesia Open yang berlangsung 14-19 Juni.
Namun gelaran tersebut diselimuti keluhan dari sejumlah penonton setia Indonesia Masters dan Indonesia Open. Selain atmosfer tak semeriah turnamen-turnamen sebelumnya di Istora, gelaran kali ini juga dinilai kurang bersahabat untuk pengunjung keluarga.
Selain itu, harga-harga makanan yang dijual dinilai tak ramah di kantong. Merespons hal tersebut, Alex Tirta sebagai Ketua Panitia Pelaksana mengatakan bahwa timnya telah mempersiapkan dengan baik.
"Mengenai masalah vibes, saat ini mungkin baru pertama diadakan lagi dengan penonton dan di saat pandemi yang mulai melandai. Jadi pertama adalah, mungkin tidak seperti yang dimaksud bisa terjadi. Tapi kami sebagai penyelenggara merasa semua baik," kata Alex dalam jumpa persnya, Minggu (19/6/2022).
"Lalu kedua, mengenai tidak familiar yaitu kembali lagi saya mohon maaf. Semua ini adalah untuk menjaga sesuai dengan arahan BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana), bahwa kami harus melakukan protokol kesehatan ketat sehingga saat Indonesia Open, kami buat vaksin booster untuk mendukung pemerintah dalam hal menanggulangi meningkatnya COVID-19," lanjutnya.
Meskipun sudah menilai penyelenggaraan berjalan baik, ia tak menepis fakta terkait prestasi para atlet RI yang belum sepenuhnya maksimal. Di Indonesia Masters, Indonesia hanya meraih satu gelar lewat ganda putra Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto, sedangkan di Indonesia Open tak satupun atlet menembus semifinal.
"Kalau soal prestasi, saat ini kami tidak berhasil, di mana tentunya kami akan segera rapat. Kami akan evaluasi besok dengan Kabid Binpres dan kami akan cari solusi apa saja yang akan dilakukan untuk langkah ke depan dalam sisi prestasi," kata Alex.
PBSI sendiri melalui Kepala bidang Pembinaan Prestasi Rionny Mainaky sebelumnya mengatakan bahwa stamina dan fisik menjadi salah satu evaluasi tim Indonesia gagal di Indonesia Open.
"Biasanya BWF menentukan Indonesia Masters di Januari, lalu Indonesia Open di bulan Juni. Jadi karena ini barengan sebab pandemi jadi kami buat berdekatan. Berdekatan itu ada untung ruginya, untungnya peserta tak pulang pergi dan tetap di Indonesia. Mungkin ruginya, stamina mereka harus benar-benar terjaga dengan baik, yaitu salah satu tantangan para atlet," ujar Alex yang juga Ketua Harian PP PBSI.
Terlepas dari itu, Alex menyatakan, permintaan maafnya atas segala kekurangan yang terjadi selama dua penyelenggaraan yang berlangsung dalam dua pekan terakhir.
"Dalam hal ini kami sebagai Ketua Panpel mohon maaf jika selama kejuaraan ini terdapat kekurangan yang tentunya tidak kami harapkan. Kekurangan itu tapi kami harapkan ini menjadi pelajaran sebagai Panpel untuk diperbaiki ke depan," Alex menegaskan.
Simak Video "Momen Emosional Jojo Usai Lolos ke Final Indonesia Masters 2023"
[Gambas:Video 20detik]
(mcy/raw)