Bagus bergegas memeluk pelatihnya, Dadang Haries Purnomo, usai memastikan perak dari BMX di Pulo Mas Inetrnational BMX Center, Sabtu (25/8). Ada penyesalan, namun dia bersyukur.
Bagus dipepet oleh pebalap lain termasuk wakil Jepang dan Filipina. Pebalap 25 tahun itu harus puas di urutan kedua final BMX putra dengan catatan waktu 34.314 detik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bagus meminta maaf kepada masyarakat Indonesia. Dia bilang, hasil ini sudah yang terbaik diberikannya.
"Saya sudah mencoba semaksimal mungkin demi mendapatkan hasil yang terbaik, tapi dikasihnya medali perak. Saya tetap mensyukurinya sudah bisa mempersembahkan medali perak buat Indonesia dan buat masyarakat Indonesia, dan yang paling pertama itu buat masyarakat di daerahnya Bagus, NTB. Terima kasih banyak doanya dari semua pihak," kata Bagus usai perlombaan.
"Tadi agak missed di line pertama. Jadi sudah melawan, tapi saya membuat keputusan untuk tidak ngotot. Karena kalau tifak akan terjadi kontak dengan pembalap Jepang. Makanya saya mengalah sedikit, tapi mengambil lewat dalam posisinya," dia menjelaskan.
"Tadi sempat perang juga dengan Filipina, tapi saya tidak mau kalah karena merasa unggul. Jadi, saya geser terus biar dia tidak lewat. Soalnya kan BMX memang seperti itu, apalagi di dalam arena. Tapi apapun yang terjadi, yang penting memberikan yang terbaik. Yang penting masih terlihat normal akan kami lakukan. Itu agar tidak memberikan celah buat Filipina. Pada akhirnya saya berpikir, inilah hasilnya dalam pertandingan yang telah lama dinanti-nanti. Sudah lama latihan, lombanya cuma 3 jam selesai," dia melanjutkan.
"Saya ada merasa puas, tapi saya berharap semoga ke depannya bisa lebih berprestasi lagi. Dan semoga bisa lolos ke Olimpiade Tokyo," dia mengharapkan.