Voli duduk tentunya dimainkan dengan duduk. Tapi, bukan duduk yang sembarangan. salah mengangkat bokong bisa berujung pelanggaran. Juga bukan hanya oleh atlet disabilitas karena amputasi, cedera medulla spinalis, cerebral palsy, cedera otak, dan stroke.
Ukuran lapangan juga berbeda. Lapangan voli duduk berukuran 12x6 meter atau lebih kecil ketimbang voli indoor dengan 9x15 meter.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pelatih Timnas voli duduk, Matsuri, mengatakan aturan untuk voli duduk hampir sama dengan voli indoor. Sama-sama dimainkan enam orang, juga sama-sama menggunakan bola dan net, serta lapangan.
![]() |
"Jumlah pemain sama saja. Kemudian, yang membedakan itu di normal bola servis pertama tidak boleh diblok. Kalau di voli duduk boleh diblok dan tidak dihitung sentuhan. Artinya, kalau servis diblok masih punya 2-3 sentuhan lagi," kata Matsuri usai latihan di GBK Arena, Senin (24/9/2018).
Perbedaan lain, Matsuri menambahkan, juga ditunjukkan pada tumpuan. Jika voli indoor tumpuannya lompat, voli duduk memakai bokong. Sehingga, atlet tidak boleh mengangkat bokongnya. Jika sedikit saja ketahuan maka bakal menyatakan pelanggaran dan memberikan poin kepada lawan. Wasit itu ada dua dalam pertandingan, pertama untuk mengawasi servis, kedua adalah mengawasi yang melakukan receive atau mengumpan bola.
"Bagi atlet yang normal mungkin lebih sulit voli duduk. Tapi, untuk kawan-kawan difabel malah lebih mudah meskipun awal-awal mungkin mereka kesulitan. Tapi, karena aturannya seperti itu maka harus diikuti," tuturnya.
Diakui Matsuri, kesalahan paling umum yang dilakukan atlet voli duduk adalah mengangkat bokong. Makanya, dia tak mentoleransi atlet yang mengangkat bokong dalam latihan atau uji coba.
"Nah, kebiasaan itu diharapkan bisa terbawa ke pertandingan juga," dia menjelaskan.
Pemain voli duduk juga bisa menggunakan bagian anggota tubuh apapun termasuk kaki dan kepala untuk mengembalikan bola. Asalkan, bola tidak lebih dulu menyentuh lantai.
"Sebab dalam pertandingan kan spontan. Jadi semua harus memungkinkan menyentuh bola," ujar Matsuri.
Sebagai gambaran, sistem pertandingan voli duduk yang akan diterapkan di Asian Para Games menerapkan sistem setengah kompetisi.
Untuk tim putra dibagi dua grup, grup A berisi tuan rumah (Indonesia), Kazakhstan, Irak, dan Myanmar. Sedangkan grup B diisi Iran, China, Jepang, dan Korea. Pada tim putri, terdiri dari lima negara yaitu Indonesia, China, Iran, Jepang, dan Mongolia.
(mcy/fem)