Pebalap Spanyol itu meninggalkan Yamaha pada 2016 setelah sembilan tahun bergabung. Bersama pabrikan Jepang itu, Lorenzo meraih tiga titel MotoGP.
Sukses Lorenzo menjuarai musim 2015, menandai terakhir kali Yamaha menjadi kampiun di MotoGP. Setahun berikutnya, tim Garpu Tala masih kompetitif meski pada akhirnya tak mampu membendung laju Honda bersama Marc Marquez-nya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tidak dapat dipungkiri, performa Yamaha merosot setelah melepas Lorenzo pada 2017. Duet Valentino Rossi-Maverick Vinales cuma menghasilkan empat kemenangan saja, dengan yang terakhir diraih pebalap Italia itu di Assen, Belanda.
Di balapan terakhir di Aragon, Vinales dan Rossi tak mampu bersaing usai finis ke-10 dan kedelapan. Yamaha kini sudah puasa kemenangan di 23 balapan, periode terburuk dalam sejarah kejuaraan ini.
Lorenzo menyebut Yamaha seperti raksasa sepakbola Spanyol Barcelona dan Real Madrid. Ada kalanya Yamaha akan berkuasa.
"Kupikir MotoGP sedikit mirip sepakbola karena punya siklus," Lorenzo mengatakan di Autosport. "Barcelona, Real Madrid bisa menjalani tiga atau empat musim yang sulit, dan cepat atau lambat mereka akan bangkit."
"Yamaha punya sejarah untuk bangkit, dan kupikir cepat atau lambat mereka akan bangkit," simpul pebalap yang kini menggeber Ducati ini.
(rin/cas)