Sri berhasil mengoleksi dua medali di Asian Para Games 2018, satu perak dan satu perunggu. Medali perunggu didapatkan di time trial putri dengan catatan waktu 31 menit 11,080 detik.
Sementara pencapaiannya semakin meningkat setelah merebut medali perak di Sirkuit Internasional Sentul, Selasa (9/10/2018). Turun di nomor road race putri, Sri Sugianti finish di posisi kedua dengan mencatatkan waktu 2 jam 25 menit 30 detik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sama sekali tidak menyangka karena sebelumnya waktu try out di Italia saya sudah merasa susah banget karena sering ketinggalan. Tapi ini beda, saya bisa karena saya percaya sama pilot saya," ujar Sri.
Sri, 24 tahun, sudah mengalami kebutaan itu sejak berusia 11 tahun. Dia baru mengetahui kalau kedua matanya tak bisa bekerja sempurna karena faktor genetik.
"Saya cuma bisa melihat cahaya saja. Sampai sekarang belum ada obatnya, jadi tak bisa disembuhkan," katanya.
Sri kemudian bergabung dengan balap sepeda untuk disabilitas. Bersama NPC Indonesia dia sudah berkeliling dunia.
"Jadi awalnya saya itu di atletik, lari. Tapi, saya merasa sudah tidak mampu akhirnya memilih ke sepeda. Manajer juga menyarankan saya ke balap sepeda. Saya pun berlatih setiap hari," ujar Sri.
Untuk mengayuh sepeda, Sri membutuhkan pilot. Dia sosok yang menunjukkan jalan kepada Sri. Mereka bersepeda tandem.
Selama sepuluh bulan terakhir, Sri tandem dengan Ni Mal Magfiroh. Sri langsung klop dengan pilotnya itu. Kepada Magfiroh lah, Sri menitipkan penglihatannya.
"Saya latihan sama pilot sudah 10 bulan. Tapi, saya intensifnya baru April kemarin. Jadi memang tidak lama, tapi saya merasa klop satu sama lain. Kami selalu memotivasi, berusaha yakin kalau kami bisa," katanya
Meski memiliki keterbatasan fisik, Sri tak lupa tetap mencari ilmu. Dia saat ini tercatat sebagai mahasiswa di UNS 11 Maret Solo semester 7 jurusan pendidikan luar biasa.
"Selama persiapan Asian Para Games. Saya bolak balik, latihan, kuliah, latihan, kuliah. Capek sekali. Tapi alhamdulillah saya bisa melewati itu. Hanya kemarin semester 7 ini saya banyak izinnya karena sudah mendekati event," ujar dia.
Sri pun membuktikan bahwa dia mampu berprestasi baik di dunia olahraga atau pendidikan meskipun kedua matanya tak bisa melihat dunia secara sempurna. Dia percaya kalau setiap orang yang memiliki kekurangan, pasti punya kemampuan besar.
"Saya sebenarnya tidak percaya dengan kemampuan saya, saya tidak percaya sama diri sendiri. Tapi saya percaya saja sama Allah, kalau percaya semua pasti bisa," kata pebalap dari Grobogan, Jawa Tengah itu.
(ads/fem)