Eni mendapat gelar sebagai pelatih terbaik se-Asia. Hasil itu merupakan buah kerja keras dan dedikasinya menciptakan pelari-pelari berprestasi. Salah satunya, Lalu Muhammad Zohri.
Zohri merupakan satu dari banyak atlet yang pernah dilatih oleh Eni. Atlet asal Lombok itu malah sudah menjadi juara dunia di usianya yang masih 18 tahun. Bersama Zohri, tim estafet putra di Asian Games 2018 kembali meraih medali perak lagi pertamanya dalam 52 tahun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami anggap ibu bukan seperti pelatih, dia seperti ibu kita sendiri di tempat latihan. Tidak seperti pelatih lain, ibu sering membawa makanan untuk kami, sering ajak makan juga, dia kayak ibu sendiri, luar biasa," kata Zohri soal ibu Eni ketika ditemui di Stadion Madya, Senayan, Jumat (12/4/2019).
"Ibu juga enggak galak. Cuma dia kasih tahu misalnya kekurangan ini coba diulangi, disadari, disadari, dan enggak usah diulangi kekurangannya," sambungnya kepada detikSport.
"Kalau kita mau tanya, ya tanya saja. Ibu pasti jawab. Saya biasanya tanya soal kurangan nanti dia cerita gimana gimana, lalu misal mau izin pulang atau ada keluhan, biasanya dia bantuin lapor ke kantor. Jadi sudah seperti ibu sendiri lah," paparnya.
Baca juga: Eni Nuraini Seperti Ibu untuk Suryo Agung |
Zohri bersyukur bisa dipertemukan oleh pelatih berbakat seperti Ibu Eni dan berharap bisa mewujudkan mimpi mentornya itu lolos ke Olimpiade 2020.
"Dengan kondisi tua dia masih semangat di lapangan, kayak orang lain mungkin butuh istirahat, tapi dia pagi sore ke sini, pulang juga jauh, kadang macet."
"Saya berterima kasih atas berkat dan ilmu beliau bisa lebih baik lagi. Seandainya saya tak masuk pelatnas saya tak bisa seperti ini. Ya semoga saya bisa mewujudkan harapan Ibu (lolos Olimpiade)," tutup Zohri.
(mcy/mrp)