Potensi Aklamasi di Musornas KONI, Begini Pendapat Anggota

Potensi Aklamasi di Musornas KONI, Begini Pendapat Anggota

Mercy Raya - Sport
Selasa, 02 Jul 2019 17:40 WIB
KONI sedang melakukan Musyawarah Olahraga Nasional Luar Biasa di Hotel Sultan (Rengga Sancaya/detikSport)
Jakarta - Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Wushu Indonesia, Ngatino, tak sepakat pemilihan Ketua Umum KONI Pusat periode 2019-2023 berlangsung aklamasi. Menurutnya dua calon harus dibiarkan bersaing.

Pemilihan Ketua Umum KONI Pusat diminati tiga sosok, yakni eks Kepala Badan Intelijen Nasional (BIN) Marciano Norman, mantan Ketua Umum PB FORKI Hendardji Soepandji, dan mantan Ketua KONI Sumatera Selatan Muddai Madang.

Dalam perjalanannya, hanya Marciano dan Muddai yang mengembalikan formulir pendaftaran, sementara Hendardji tanpa kabar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT




Di lain sisi, TPP melalui kepemimpinan Amir Karyatin juga telah memutuskan hanya Norman yang dianggap lolos secara administrasi. Sementara itu, Muddai calon lain dianggap tak memenuhi karena dukungan dari KONI Provinsi kurang dari persyaratan yang diperlukan, yakni sembilan surat dukungan saja, padahal harusnya 10 dukungan untuk KONI Daerah Provinsi.

Atas hasil penyaringan itu, Musornas berpotensi hanya memiliki calon tunggal, yakni Marciano.

"Ini kan tugas musornas. TPP kan tugasnya menjarin dan menyaring untuk kemudian disampaikan kepada Musornas. Nah, tugas Musornas itu masih bisa menyaring. Seharusnya dibiarkan saja dua calon agar lebih kondusif sehingga ke depannya tak ada kubu-kubu," kata Ngatino kepada detikSport.

"Persyaratannya kan 30 persen dari 101 anggota. Tak usah dipilah pilah cabor pengprov. Saya sampai sekarang belum, saya masih ingin satu hal siapapun ketua ini, mau menerima pelimpahan tanggung jawab seluruhnya, termasuk gaji yang belum beres. Artinya menerima pelimpahan tanggung jawab tak hanya membayar saja tapi ke depannya juga agar tak terjadi lagi seperti ini," ujar dia.




Sementara itu, Ketua Umum Ikatan Motor Indonesia (IMI), Sadikin Aksa, juga berpendapat. Seperti apa?

"Kami melihatnya begini, olahraga jangan dipolitisisasi lah. Bagi kami siapapun terpilih dimana membawa KONI menjadi lebih baik itu lebih penting. Kita harus bersatu jangan dipisah-pisahkan ada kubu sana, ada kubu sini, karena tugas KONI itu berat. Pengembangan atlet penting dan membuat event olahraga, kita punya pengalaman Asian Games dan mengajukan jadi tuan rumah Olimpiade, jadi 14 tahun tak berasa," kata Sadikin terpisah.

"Dalam satu Munas wajar ada setuju tidak setuju. Namun, buat saya yang paling penting adalah siapa yang terpilih bisa mengembangkan KONI ke depan."

"Sikap IMI apapun yang sudah kami komitmen sejak awal itu yang harus kami jaga. Kami IMI tidak suka membalik kiri kanan, kita apa ayang terbaik buat olahraga," demikian dia.





(mcy/mrp)

Hide Ads