SEA Games berlangsung 30 November sampai 11 Desember 2019. Pada pesta olahraga negara-negara Asia Tenggara itu, Filipina menggelar pertandingan di empat cluster, yakni Manila, Subic, Clark, dan BLT (Batangas, La Union, dan Tagaytay).
KOI telah mengecek venue pertandingan dan wisma atlet di Manila. KOI juga telah menerima pemaparan tentang kesiapan panitia penyelenggara untuk menjamu negara-negara peserta.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kemarin, terakhir kami broadcast meeting, mereka (Filipina) memang sedang menyiapkan pergantian ketua National Olympic Committee (NOC). Mereka juga telah memastikan beberapa venue sudah dalam kondisi siap, di antaranya venue atletik, renang, dan e-sport. Cuma memang secara koprehensif belum, tapi kalau setelah pergantian NOC harusnya sudah siap semua karena pemerintahnya sudah ikut campur tangan," kata Pelaksana Tugas Sekretaris Jenderal KOI, Hellen Sarita De Lima, di Kantor KOI, FX Sudirman, Rabu (13/9/2019).
Dari tinjauan awal itu, KOI menilai ada potensi masalah pada transportasi dan jarak tempuh atlet dari bandara ke kota-kota di Filipina, khususnya menuju dan dari Clark, yang membutuhkan waktu yang panjang. Aplaagi jika menggunakan jalur darat.
"Dari panpel menyarankan menyewa pesawat langsung dari Jakarta ke Clark. Sebab, jika dari bandara ke Clark, melewati jalur darat bisa memakan waktu 4,5 jam. Itu sudah menggunakan pakai vorijer," Hellen menjelaskan.
"Tetapi, jika menggunakan pesawat tentu kami juga harus menghitung kembali berapa budget yang dibutuhkan, jalan darat juga seperti apa," dia menambahkan.
Hellen mengatakan tranportasi menjadi kosentrasi pihaknya karena ini berkaitan juga dengan kesiapan atlet.
"Otomatis jadi concern karena kami juga harus memikirkan kondisi atlet. Jangan sampai jauh perjalanan kemudian dia jadi lelah. Tetapi, kalai sampai menyewa kan otomati ada pembekakan biaya. Makanya, apa bisa menggunakan jalur lain misalnya. Itu yang masih tahap perhitungan seperti apa," ujar Hellen.
Lagipula Hellen sampai kini belum mengetahui pasti budget yang akan digelontorkan pemerintah untuk kontingen Indonesia.
"Belum bisa membicarakan itu karena berkaitan dengan jumlah cabor juga yang dikirim. Apa perorangan lebh banyak cabor tim, itu yang belum kami tahun. Waktu itu sih sampai Rp 45 miliar, kalau tidak salah, tapi kami mesti verifikasi berapa yang akan digunakan. Kami masih pelajari semua," kata dia.
(mcy/fem)