Tanpa Christopher Rungkat, Susanto Bersaudara Andalan Indonesia di Davis Cup

Tanpa Christopher Rungkat, Susanto Bersaudara Andalan Indonesia di Davis Cup

Mercy Raya - Sport
Kamis, 15 Agu 2019 21:15 WIB
Foto: Dwi Ari Setyadi for detikSport
Jakarta - David Susanto dan Anthony Susanto menatap Davis Cup 2019 dengan antusiasme tinggi. Mereka tertantang bisa menjadi tumpuan Indonesia saat tanpa Christopher Rungkat.

Davis Cup 2019 digeber 14-25 September di kompleks Gelora Bung Karno (GBK), Senayan, Jakarta Pusat. Tim Indonesia akan bersaing dengan New Zealand di Grup II zona Asia/Oceania.

Menuju ajang itu, PP Pelti belum menyiapkan tim untuk Davis Cup, namun nama-nama seperti Anthony Susanto, David Susanto, dan M. Rifqi Fitriadi digarasi masuk skuat Merah Putih. Sementara itu, Christopher Rungkat berpotensi absen karena tengah berfokus tampil dalam turnamen-turnamen terbuka.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

David dan Anthony, yang diprediksi bakal menjadi tumpuan, relaks. Mereka jutru bakal memanfaatkan Davis Cup sebagai ajang pembuktian.


Sebagai gambaran, Indonesia babak belur tanpa Christopher di Piala Davis Grup II Zona Asia/Oceania tahun lalu. Saat itu, Indonesia takluk dengan agregat skor 1-3 dari Filipina.

"Kalau dibilang Timnas tenis akan lebih solid kalau ada Christopher, itu sudah pasti. Itu tulang punggung kami. Tetapi, kami lihat dari turnamen future ini, Rifqi (Fitriadi) mainnya bagus, saya juga lagi bagus, persiapannya juga matang, kami ada progres melawan pemain yang di atas," Anthony ketika ditemui di Lapangan Tenis Hotel Sultan, Senayan, Kamis (15/8/2019).

"Walau Christopher enggak ada kami putus asa. Kami berusaha semaksimal mungkin tapi bukan berarti kami tak solid. Kalau lebih solid ya pasti ada Christopher, cuma adanya begini ya berusaha semaksimal mungkin," dia melanjutkan.

Hal yang sama diungkapkan David. Dia berjanji akan memberikan penampilan terbaik. "Tetap berusaha menang, memberi penampilan terbaik, soalnya jika dibebani menang malah hasilnya jelek. Saya nothing to lose lebih baik sebagai under dog saya lebih suka begitu," kata David.

"Artinya, siap tidak siap tetap harus. Namanya atlet ya sejak dilahirkan memang menjadi pahlawan. Kalau sudah main masa takut, ya, sudah sikat saja. Kalah menang yang penting maih terbaik. Kita enggak pernah tahu karena bola itu bundang dan siapa saja bisa kalah dan menang," Anthony menimpali.

Timnas Indonesia terakhir kali menang bersama New Zealand pada 2003 di Jakarta. Namun dengan skuat yang berbeda.

"Kalau saya pribadi belum pernah bertanding dengan pemain New Zealand. Tetapi yang menjadi lawan kami juga seperti bukan pemain yang top sekali. Ya kembali lagi asal berusaha semaksimal mungkin pasti ada peluang," kata David.

"Mau lawan siapa saja main lepas ibaratnya karena masih ada harapan untuk menang dan masih bisa," dia menambahkan.




(mcy/fem)

Hide Ads