Brompton, Sepeda Buatan Tangan dari Inggris yang Laris Manis di Indonesia

Terpikat Sepeda Lipat

Brompton, Sepeda Buatan Tangan dari Inggris yang Laris Manis di Indonesia

Adhi Indra Prasetya - Sport
Minggu, 15 Sep 2019 20:39 WIB
1.

Brompton, Sepeda Buatan Tangan dari Inggris yang Laris Manis di Indonesia

Brompton, Sepeda Buatan Tangan dari Inggris yang Laris Manis di Indonesia
Foto: Matthew Lloyd/Getty Images
Jakarta - Brompton menjadi salah satu merk sepeda lipat yang sedang naik daun di Indonesia. Meski harganya puluhan juta, sepeda ini laris manis di Indonesia.

Brompton didirikan pada tahun 1976 oleh Andrew Ritchie, seorang mantan programmer komputer dan tukang kebun.

Nama sepeda Brompton sendiri berasal dari 'Brompton Oratory', sebuah gereja di London yang bisa dilihat dari jendela apartemen Ritchie, yang merupakan lokasi pembuatan prototipe sepeda lipatnya saat ia mulai merintis usahanya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Semua bermula saat di pertengahan 1970-an Ritchie dikenalkan oleh ayahnya, seorang broker saham, pada Bill Ingram, yang sedang mencari dana untuk Bickerton, perusahaan Inggris yang pertama kali membuat sepeda lipat.

Pertemuan itu rupanya menginspirasi Ritchie. Setelah Ingram pulang, ia segera mencoba menggambar sebuah desain sepeda lipat. Setelahnya, percobaan membuat sepeda lipat pertama pun dimulai.

sepeda Brompton sepeda Brompton Foto: Matthew Lloyd/Getty Images




Awalnya, Ritchie mengajak 10 orang temannya untuk menjadi investor, masing-masing memberikan 100 pound sterling. Dari uang yang terkumpul, Ritchie membuat prototipe pertamanya, yang selesai dalam setahun.

Setelah berhasil membuat 3 sepeda lipat prototipe, awalnya Ritchie hendak menjual desainnya pada perusahaan sepeda raksasa, salah satunya Raleigh, namun tak ada hasil.

Meski begitu, Ritchie tak menyerah. Ia justru berhasil mendapatkan 30 pemesan yang bersedia membayar di muka, meski sepedanya belum dibuat.

Meski hanya mendapat 30 pesanan, Ritchie justru membuat 50 sepeda lipat. Ia berharap akan ada 20 orang lainnya yang mungkin tertarik membeli sepeda lipat buatannya. Benar saja, setelah 18 bulan, pembuatan sepeda selesai dan semuanya laku terjual.


Sepeda Brompton di pabriknya di InggrisSepeda Brompton di pabriknya di Inggris Foto: Matthew Lloyd/Getty Images

Lanjut ke halaman berikutnya.

Pada awal 1980-an, Ritchie berhasil mendapatkan dana dari investor sebesar 8 ribu Pound. Dalam kurun waktu 2 tahun, ia pun memproduksi 500 sepeda. Saat itu, ia hanya memiliki seorang pegawai.

Selanjutnya, untuk memperlancar produksinya, ia pun mulai mencari para pemberi dana besar, namun saat itu bisnis sepeda sedang lesu. Untungnya, saat itu Ritchie bisa meyakinkan Julian Vereker, pendiri Naim Audio untuk mengucurkan dana 40 ribu Pound. Ditambah dana dari ayahnya dan rekan-rekannya, Ritchie berhasil mengumpulkan sekitar 50 ribu Pound. Sejak itu, Brompton mulai lepas landas.

Produksi dengan kondisi yang layak baru dimulai tahun 1988 di wilayah Brentford, London. Ritchie menyebut perusahaannya kala itu tak pernah memiliki stok sepeda.

"Semua sepeda lipat yang dibuat selalu terjual. Bahkan kami sudah untung sejak hari pertama," ujar Ritchie pada Guardian, di tahun 2005.

Pabrik sepeda BromptonPabrik sepeda Brompton Foto: Oli Scarff/Getty Images



Sejak tahun 2005 pula, Ritchie telah menyerahkan roda perusahaan pada William Butler-Adams, yang menjabat sebagai CEO sampai sekarang, namun Ritchie masih menjadi pemegang saham.

Saat ini, pabrik Brompton sudah pindah ke wilayah Greenford, London dan telah memproduksi 50 ribu sepeda lipat per tahunnya. 80 persen di antaranya diekspor keluar Inggris, dan telah dipakai di 47 negara, salah satunya Indonesia.

Untuk menjaga kualitas, sepeda lipat Brompton sampai saat ini hanya memiliki pabrik di London dan dibuat dengan tangan. Hal ini pula yang membuat harga Brompton cukup tinggi dan bergengsi di kalangan pecinta sepeda lipat.

Hide Ads