Balapan di GBK Belum Dapat Rekomendasi IMI

Balapan di GBK Belum Dapat Rekomendasi IMI

Mercy Raya - Sport
Minggu, 22 Sep 2019 13:12 WIB
Balapan mobil di GBK belum mendapat rekomendasi IMI (Amalia Dwi Septi/detikSport)
Jakarta - Ketua Ikatan Motor Indonesia (IMI) Sadikin Aksa menyayangkan adanya rencana balapan yang dilakukan tanpa rekomendasinya. Sebab, balapan merupakan olahraga berbahaya.

GBK dijadwalkan akan menjadi venue balapan mobil bertajuk GBK Race! Time Attack Challenge. Dalam pengumumannya, ajang bikinan Orange Racing Committee itu dilangsungkan 4-6 Oktober 2019.

Sebelum dihelat, Kompleks GBK ternyata sudah lebih dulu melakukan uji coba pada Kamis (19/9/2019). Warganet pun memprotes kegiatan itu karena menilai tak sesuai dengan visi misi yang dicanangkan pengelola.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Salah satunya, komunitas lari Indorunners yang meminta agar PPK GBK selektif dalam menentukan kegiatan di area tersebut. mereka berharap tak ada tambahan asap kendaraan lagi di area tersebut.







"Saya baru ditelepon Sesmenpora dan sebelumnya saya sudah mengecek, tak ada (rekomendasi) IMI Pusat maupun IMI DKI Jakarta untuk event itu. Pengajuan dari GBK belum ada masuk kepada kami," kata Sadikin kepada detikSport lewat sambungan telepon, Minggu (22/9/2019).

Idealnya sebuah gelaran balapan sejatinya harus melalui rekomendasi IMI selaku induk organisasi cabor balapan, sekalipun itu hanya berupa uji coba. Jika kejuaraan daerah harus mendapat rekomendasi IMI Pusat, sedangkan kejuaraan nasional maupun internasional rekomendasi dari IMI Pusat.

"Balapan itu olahraga bahaya. Yang kami utamakan dari regulator adalah safety-nya karena kami sebagai regulator yang membuat peraturan harus mengutamakan keselamatan bagi penonton dan pebalapnya."

"Kepolisian pun jika ingin mengeluarkan izin harus dapat rekomendasi dari IMI. Ya kalau dapat izin kepolisian tanpa IMI kami tak tahu, mungkin itu hanya uji-uji coba biasa. IMI tak mau terlalu buat polemik," katanya.

"Tetapi walau uji coba, seharusnya penyelenggara memikirkan keselamatan harus dilakukan. Kalau hanya unsur komersil saja di kepalanya saya tak tahu. Apalagi itu daerah olahraga. Yang harus dipertanyakan GBKnya," demikian dia.





(mcy/mrp)

Hide Ads