Tak Ada Toleransi Lagi, Aturan Keras Kini Diterapkan untuk Praveen Cs

Tak Ada Toleransi Lagi, Aturan Keras Kini Diterapkan untuk Praveen Cs

Mercy Raya - Sport
Kamis, 03 Okt 2019 22:47 WIB
1.

Tak Ada Toleransi Lagi, Aturan Keras Kini Diterapkan untuk Praveen Cs

Tak Ada Toleransi Lagi, Aturan Keras Kini Diterapkan untuk Praveen Cs
Richard Mainaky bakal menerapkan aturan keras lagi untuk para pemain ganda campuran didikannya.(Foto: Grandyos Zafna/detikSport)
Jakarta - Pelatih kepala ganda campuran Richard Mainaky geram bukan main dengan kelakuan para atletnya. Ia kini tak mau lagi terlalu lunak: atlet bandel akan dicoret!

Kegeraman Richard dipicu sikap insidipliner sejumlah atletnya. Mereka diketahui keluar malam dengan menyalahgunakan surat izin, sementara prestasi belakangan terus menurun.

Teranyar di China Open 2019, Praveen Jordan/Melati Daeva Octavianti dan Hafiz Faizal/Gloria Emanuelle Widjaja kandas di babak pertama. Padahal targetnya adalah semifinal.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sepeninggal Liliyana Natsir dan Debby Susanto, tongkat estafet ganda campuran memang diberikan kepada Praveen/Melati dan Hafiz/Gloria. Sementara Tontowi Ahmad yang sudah veteran, dipasangkan dengan atlet muda yang diharapkan bisa ikut terdongkrak prestasinya.


Richard pada awalnya cuma mencoba mengakomodasi kebutuhan atlet generasi muda dan menyesuaikan dengan perkembangan zaman. Ia pun melonggarkan aturan, tapi tak menyangka bakal dimanfaatkan dengan keliru.

"Kalau saya lihat mereka tidak ada tanggung jawab dengan diri sendiri. Kami ikuti alur mereka, ternyata mereka keenakan, kasih hati minta jantung. Ya itu kelengahan saya juga," kata Richard ketika ditemui di Pelatnas PBSI, Cipayung, Jakarta, Kamis (3/10/2019).

"Coba lihat Tontowi kalau telat, dia sudah langsung setengah lari (masuk pelatnas). Sementara itu, anak-anak lain kalau telat, malah santai."

"Pemanasan juga begitu. Ketika disuruh tiga kali baru bergerak. Saya tidak mau menjelekkan atlet saya, tapi sekarang kita lihat, bahwa inilah kendala di pemain kami," dia menjelaskan.


Saudara kandung Rexy Mainaky ini mengakui jika insiden semacam ini juga jadi tanggung jawabnya sebagai pelatih. Tetapi ia mengingatkan agara atlet bisa bertanggung jawab atas dirinya sendiri.

"Mereka bisa masuk delapan besar tapi karena tidak bertanggung jawab atas dirinya, akhirnya terus turun," sesal pelatih dengan julukan bertangan besi ini.



Lanjut ke halaman berikutnya
Sepanjang kariernya sebagai pelatih ganda campuran, Richard terbukti tak pernah kehabisan stok pemain berprestasi.

Sukses Tri Kusharjanto/Minarti Timur, lalu muncul Flandy Limpele dengan Vita Marissa. Diikuti duet Liliyana/Tontowi dan Praveen/Debby Susanto di All England membuktikan regenerasi sektor mix double sejauh ini cukup lancar.

Usai dikecewakan dengan sikap insidipliner para pemain, Richard menegaskan akan kembali memberlakukan aturan keras. Ia tak akan ragu-ragu mencoret pemain, bahkan siap mundur kalau PBSI menghalang-halangi.

"Saya dengan Nova Widianto (asisten pelatih) sudah berulang kali berbicara sampai mulut berbusa, itu sudah berulang kali. Jadi terpaksa saya harus mengembalikan alurnya lagi. Tidak mengikuti aturan saya, akan saya keluarkan," tegas Richard.

"Selain itu, kalau sekarang kelihatan malas saat latihan akan langsung saya keluarkan dari lapangan. Sebab, sudah cukup lama saya mengikuti alur mereka, tapi hasilnya malah menurun," dia menambahkan.
Hide Ads