Pada laga final yang dihelat GOR Sritex Solo, Jawa Tengah, Minggu (24/11/2019) malam WIB, Satria Muda mengalahkan Amartha HangTuah dengan skor 51-43.
Sebagai juara, Satria Muda berhak menerima uang Rp 150 juta sementara HangTuah mendapat Rp 100 juta. Sementara peringkat ketiga Pelita Jaya mendapat Rp 75 Juta dan peringkat keempat Satya Wacana Salatiga mendapat Rp 50 juta.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Karena dana dari sponsor sudah ada, tinggal urus administrasi. Dipastikan Rabu sudah diterima para juara," kata Cahyadi dalam rilis kepada detikSport.
Baca juga: Satria Muda Juara Piala Presiden 2019 |
Ketua SC Piala Presiden Basket, Maruarar Sirait, kemudian menegaskan komitmen panitia terkait hadiah. "Kalau Rabu tidak ditransfer, siap didenda Rp 50 juta?," kata Maruarar. "Siap," jawab Cahyadi.
Selama seminggu perhelatan turnamen ini, ada beberapa rekor yang dicapai. Selain memecahkan rekor dengan total hadiah terbesar sepanjang turnamen basket di Indonesia digelar, juga memecahkan rekor dalam hal siaran di televisi.
Berdasarkan data NetTV, share televisi saat pembukaan mencapai 1,1 persen. Share televisi merupakan persentase jumlah pemirsa pada ukuran satuan waktu tertentu pada suatu channel tertentu terhadap total pemirsa di semua channel.
"Biasanya dalam turnamen maupun kompetisi selama ini, total share itu rata-rata antara 0,6 sampai 0,8 persen. Pernah ada satu pertandingan 1 persen. Tapi Piala Pesiden memecahkan rekor 1,1 persen," papar Cahyadi.
Maruarar pun berterimakasih pada OC atas capaian ini, sekaligus kepada media sehingga basket kian dikenal di masyarakat. Menurut Maruarar, turnamen seperti ini sejalan dengan keinginan Presiden RI Joko Widodo yang mau membangun dunia olahraga sebagai industri.
Karena itu turnamen ini tidak menggunakan uang negara sepersen pun. Sebab itu pula, menjaga kepercayaan dari publik dan sponsor pun menjadi sangat penting.
"Untuk majukan Basket harus ada ekosistem yang dibangun. Klub, manajer, pelatih, pemain, sponsor. Juga supporter dan media," ungkap Maruarar.
"Maka tak boleh juga ada pengaturan skor dan harus Sama-sama menjaga sportifitas. Transparan itu harus ada indikasinya. Makanya harus diaudit oleh lembaga internasional," demikian Maruarar.
Baca juga: Timnas Batal Ikut Piala Presiden 2019 |
(mrp/raw)