Keberhasilan Asian Games 2018 menjadi acuan KONI Pusat dalam melaksanakan PON 2020 di Papua. Maka, konsumsinya pun bakal dibuat dengan kualitas serupa.
Demikian disampaikan Ketua Umum KONI Pusat Marciano Norman menyoal persiapan Panitia Besar (PB) PON ke-20 Papua. Menurutnya, selain transportasi dan akomodasi, faktor penting lain yang harus diperhatikan PB adalah kesiapan konsumsi.
Sebagai gambaran, ketika Asian Games 2018 di Jakarta, panitia penyelenggara menyediakan makanan mulai 05.00 WIB sampai 01.00 dini hari. Makanan yang dihidangkan pun bukan hanya khas nusantara saja tapi dari berbagai negara. Pada PON mungkin tak terlalu variasi, tapi minimal tepat waktu dan bersih.
"Konsumsi menjadi hal yang sangat penting dan harus tiba tepat waktu serta dalam kondisi yang baik. Tidak boleh datang terlambat apalagi makanannya sampai tidak layak dimakan karena basi dan sebagainya," kata Marciano kepada tim Blak-blakan detik.com di kantornya, Rabu (19/2/2020).
"Makanya, untuk mengantisipasi itu PB PON akan menggunakan konsumsi yang digunakan pada saat Asian Games di Jakarta dua tahun lalu, selain ada juga yang menggunakan konsumsi di daerah masing-masing," sambungnya.
Dengan konsumsi yang layak, Marciano berharap masalah kesehatan juga lebih terjamin. "Memang masalah kesehatan menjadi atensi masing-masing kontingen. Mereka mendengar Papua rentan malaria. Oleh karena itu menyiasati agar atlet jangan kena malaria, saya sudah audiensi dengan Kemenkes terkait malaria ini," kata eks Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) ini.
"Dalam arti, tempat-teman di mana akan jadi akomodasi atlet kebersihan akan jadi faktor utama. Mulai dari fogging, pembersihan, kemudian hal-hal yang berkaitan dengan malaria disosialisasikan dengan semua tim yang akan datang. Dengan begitu, kekhawatiran yang ada pada atlet itu juga bisa dieliminasi, dikurangi sebelum berangkat ke sana."
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
(mcy/mrp)