Muncul Desakan PON Ditunda, Bagaimana Solusi dari Kemenpora?

Muncul Desakan PON Ditunda, Bagaimana Solusi dari Kemenpora?

Mercy Raya - Sport
Selasa, 31 Mar 2020 07:17 WIB
Stadion Papua Bangkit sudah siap digunakan untuk Pekan Olahraga Nasional (PON) 2020. Seperti apa suasananya?
Muncul Desakan PON Ditunda, Bagaimana Solusi dari Kemenpora? (Foto: Adhi Indra Prasetya)
Jakarta -

Di tengah pandemi virus Corona, muncul desakan agar pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional (PON) 2020 di Papua ditunda. Ini kata pihak Kemenpora.

PON diagendakan berlangsung 20 Oktober hingga 2 November 2020 di Papua. Seiring persiapannya, muncul virus corona yang kini menjadi pandemi. Penundaan dan pembatalan agenda-agenda olahraga menjadi salah satu dampaknya.

DPR, melalui Ketua Komisi X, Syaiful Huda, sebelumnya telah meminta pemerintah untuk memberikan kepastian soal penundaan pelaksanaan multi ajang olahraga nasional tersebut. Hal ini tidak lepas dari terus bertambahnya jumlah warga Indonesia yang terkonfirmasi positif COVID-19 dari virus Corona, termasuk di Papua.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menyikapi itu, Sekretaris Kemenpora Gatot S. Dewa Broto memberi respons. Ia menyebut, pihaknya menghormati apa yang disampaikan Komisi X DPR RI. Kemenpora pun terus berkomunikasi dengan PB PON untuk mencari solusi terbaik.

"Masalah PON yang kemarin sudah ramai, kami menghargai apa yang disampaikan pimpinan Komisi X," kata Gatot dalam video conference dengan pewarta, Senin (30/3/2020).

ADVERTISEMENT

"Pada dasarnya kami menghargai apa yang disampaikan oleh pimpinan Komisi X. Kami saat ini pun terus berkomunikasi dengan pihak PB PON, untuk mencari tahu apa yang bisa dilakukan saat ini," ucapnya.

Gatot juga tak menepis pandemi virus Corona memberi pengaruh pada persiapan panitia. Untuk itu, pemerintah akan membuat skenario plan A dan plan B menyikapi persoalan PON ini.

"Di level pusat pun, kami juga selalu berkomunikasi dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Hasilnya, mereka mengatakan memang suplai barang yang masuk (material) agak berkurang ke Papua sekarang," katanya.




(mcy/krs)

Hide Ads