Kualifikasi dan Olimpiade Ditunda, Kemenpora Minta Cabor Revisi Anggaran

Kualifikasi dan Olimpiade Ditunda, Kemenpora Minta Cabor Revisi Anggaran

Mercy Raya - Sport
Selasa, 07 Apr 2020 06:15 WIB
TOKYO, JAPAN - SEPTEMBER 01:  An employee removes a Tokyo 2020 Olympic poster showing the copied logo design hung at the entrance of the Tokyo Metropolitan Government Office building during an event staged for the media on September 1, 2015 in Tokyo, Japan. The 2020 Tokyo Olympics organizing committee announced after an emergency meeting that it will cease using the logo after it was found to have been plagiarized by designer Kenjiro Sano.  (Photo by Chris McGrath/Getty Images)
Olimpiade 2020 diundur, dana pelatnas dimintai pertanggungjawaban oleh Kemenpora (Chris McGrath/Getty Images)
Jakarta -

Gara-gara virus corona, kualifikasi dan Olimpiade 2020 harus ditunda. Alhasil, para cabor pun diminta Kemenpora untuk merevisi anggarannya.

Sekretaris Kemenpora Gatot S. Dewa Broto mengemukakan hal itu karena hampir seluruh agenda olahraga dibatalkan, tak terkecuali Olimpiade yang semestinya berlangsung 24 Juli sampai 9 Agustus, diundur menjadi 23 Juli hingga 8 Agustus 2021.

Sejauh ini federasi cabang olahraga sudah menerima 70 persen anggaran Pelatnas 2020. Mau tak mau mereka pun harus menata ulang lagi anggaran yang ditunggu oleh Kemenpora hingga 15 April.

Apalagi Kemenpora sudah terlanjur menyetujui usulan anggaran dari cabor untuk melakukan try out dan training camp baik di dalam maupun luar negeri.



"Jadi mohon perubahan program dan anggaran disampaikan kepada Deputi IV Kemenpora paling lambat 15 April," kata Gatot.

Menyikapi itu, manajer tim angkat besi Alamsyah Wijaya mengatakan telah memberikan laporannya. Pengurus Besar Persatuan Angkat Besi Seluruh Indonesia (PB PABSI) menjadi salah satu cabor yang sudah menerima anggaran 70 persen pelatnas 2020 pada Februari lalu.

Angkat besi menerima Rp 7 miliar dari nominal angka yang disepakati Rp 10,8 miliar untuk mengakomodasi empat atlet elit, lima atlet pelapis, dan empat atlet junior guna mengikuti empat turnamen.

"Kami sudah melaporkan ada empat agenda kami yang tidak jadi. Dua try out, satu training camp di dalam negeri dan satu luar negeri. Tentu kami menyesuaikan dengan kondisi yang ada," kata manajer tim angkat besi Alamsyah Wijaya dalam sambungan telepon terpisah.

"Dalam hal ini kami baru mendapat 70 persen dan rencananya kami akan kami pakai sampai Desember. Masalahnya itu cukup atau tidak? Kalau saya hitung-hitung jika buat akomodasi, konsumsi, dan uang saku atlet cukup. Tapi jika ditambah satu try out mungkin butuh sekitar Rp 8 miliar," lanjutnya.

"Sebab, lifter ini kan butuh arena, tak mungkin latihan terus sampai akhir tahun tanpa kompetisi. Jadi bukan dikembalikan (anggarannya) tapi sampai satu tahun bisa dipakai," tutupnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT




(mcy/mrp)

Hide Ads