Bagi sebagian besar orang Inggris, Southgate mungkin diingat sebagai kambing hitam atas kegagalan The Three Lions di Piala Eropa 1996 yang digelar di kandang sendiri. Kala itu, Inggris dihentikan Jerman di semifinal.
Pertandingan harus ditentukan lewat adu penalti setelah skor 1-1 bertahan sampai babak perpanjangan waktu. Empat penendang pertama Inggris sukses menjalankan tugasnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Inggris Patahkan Kutukan Adu Penalti |
Bagi Southgate, kegagalan penaltinya di Piala Eropa 1996 mungkin akan terus menghantuinya. Tapi, lewat kemenangan atas Kolombia tersebut, pria berusia 47 tahun itu ingin menyuntikkan keyakinan kepada para pemain Inggris bahwa sejarah baru bisa ditulis.
"Sayangnya kegagalan penalti saya (di Piala Eropa 1996) tidak akan pernah hilang dari pikiran saya. Itu adalah sesuatu yang akan terus hidup bersama saya selamanya," ujar Southgate seperti dikutip Guardian.
"Tapi hari ini adalah momen spesial untuk tim ini. Semoga ini memberi keyakinan untuk generasi pemain yang akan datang," lanjutnya.
"Kami harus selalu percaya pada apa yang mungkin dalam hidup dan tidak terganggu dengan sejarah atau ekspektasi. Para pemain muda ini menunjukkannya."
Baca juga: Karena Inggris Tak Mau Tunduk pada Sejarah |
Inggris selanjutnya sudah ditunggu Swedia di babak perempatfinal pada 7 Juli. Pada pertemuan terakhir di pertandingan persahabatan tahun 2012, Inggris menyerah 2-4 dari Swedia.
"Saya sudah berpikir soal Swedia, tim yang sangat saya hormati. Kami sebelumnya selalu meremehkan mereka dan kami tidak punya rekor bagus lawan mereka," ucap Southgate.
"Tapi mereka punya cara bermain yang jelas dan sangat sulit dilawan. Tapi itu sungguh pertandingan yang dinantikan," katanya.
Kane: Ini Malam Besar untuk Inggris
(nds/krs)