Bulan Mei 2015 menjadi salah satu periode kelam untuk sepakbola Indonesia. FIFA akhirnya benar-benar menjatuhkan sanksinya untuk federasi sepakbola Indonesia (PSSI).
Sanksi untuk PSSI dikeluarkan FIFA lewat dokumen yang dirilis FIFA pada 30 Mei 2015 dan ditandatangani Sekjen FIFA Jerome Valcke. Dalam surat tersebut, disebutkan bahwa keanggotaan Indonesia di badan sepakbola dunia itu dicabut atas hasil rapat Komite Eksekutif-nya di Zurich, Swiss, pada hari yang sama.
FIFA menjatuhkan sanksi karena menilai pemerintah Indonesia telah melakukan pelanggaran lewat intervensi. Intervensi pemerintah, sebagaimana disebutkan FIFA, dianggap merupakan pelanggaran atas Pasal 13 dan 17 dari Statuta FIFA.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selama masa hukuman, PSSI kehilangan hak keanggotaannya dan semua tim Indonesia (nasional maupun klub) dilarang melakukan aktivitas internasional termasuk berpartisipasi di kompetisi FIFA dan AFC. Akan tetapi, timnas Indonesia tetap bisa berkompetisi di SEA Games 2015 sampai selesai.
Sanksi untuk federasi sepakbola Indonesia itu merupakan salah satu hasil pertemuan Komite Eksekutif FIFA pada 30 Mei atau sehari setelah kongres selesai digelar. Kongres FIFA itu sendiri sejatinya juga mendapat sorotan tajam sebab hanya beberapa hari sebelum dimulai, sejumlah pejabat penting FIFA ditangkap karena dugaan korupsi dan suap.
FBI yang bekerja sama dengan otoritas Swiss menangkap enam pejabat teras FIFA di Hotel Baur au Lauc, Zurich, pada 17 Mei 2015. Mereka terindikasi terlibat suap mencapai USD 100 juta atau sekitar Rp 1,32 triliun.
Tak lama kemudian, Departemen Kehakiman Amerika Serikat merilis daftar 14 nama terduga kasus korupsi dan pencucian uang yang melibatkan FIFA. Sembilan di antaranya adalah petinggi FIFA seperti Jeffrey Webb (Wakil Presiden FIFA dan anggota Komite Eksekutif FIFA) dan Jack Warner (mantan Wakil Presiden FIFA dan anggota Komite Eksekutif FIFA).
Menyusul skandal tersebut, FIFA sempat didesak untuk menunda kongres serta pemilihan presiden. Namun pada akhirnya kongres tetap dijalankan pada 28-29 Mei. Salah satu hasil akhir terbesarnya adalah terpilihnya kembali Sepp Blatter sebagai Presiden FIFA untuk periode kelima. Blatter kembali terpilih menyusul pengunduran diri pesaing tunggalnya, Pangeran Ali bin Al Hussein, dari proses pemilihan.

Soal intervensi yang dilakukan pemerintah Indonesia terhadap sepakbola, dalam hal ini Kemenpora, adalah dengan membekukan PSSI (April 2015) dan membentuk Tim Transisi yang mengambil alih hak dan kewenangan federasi sepakbola indonesia itu. Kemenpora memutuskan untuk menjatuhkan sanksi karena PSSI tak mengindahkan tiga surat teguran yang dilayangkan terkait keikutsertaan Arema Cronus dan Persebaya Surabaya di ISL 2015. Kedua klub tersebut sebelumnya dinyatakan tidak lolos verifikasi oleh Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI).
Pembekuan PSSI yang dilakukan oleh Kemenpora tersebut kemudian berdampak terhadap jalannya kompetisi. Awal Mei, PSSI memutuskan untuk menghentikan ISL 2015. PSSI kemudian menyatakan bahwa liga akan kembali bergulir jika Menpora mencabut pembekuan.
Sementara itu, Tim Transisi bentukan Kemenpora akhirnya diumumkan pada 8 Mei setelah sempat tertunda dua kali. Terdapat 17 nama dari berbagai latar belakang yang diumumkan oleh Menpora Imam Nahrawa sebagai anggota Tim Transisi. Beberapa di antaranya adalah Walikota Bandung Ridwan Kamil, Walikota Solo FX. Hadi Rudyatmo, Komisaris Utama Bank Mandiri Darmin Nasution, Dankodiklat TNI Letjend Lodewijk F. Paulus, pendiri Kaskus Andrew Darwis, hingga mantan pemain tim nasional Ricky Yakobi.
Tim Transisi punya empat tugas utama, yaitu menggantikan peran PSSI yang telah dibekukan, memastikan pengiriman tim nasional Indonesia berjalan di sejumlah event, memastikan kompetisi berjalan, dan memfasilitasi pembentukan PSSI baru melalui mekanisme FIFA.

Dari sepakbola di daratan Eropa, liga-liga sudah menemukan para juaranya. Demikian pula dengan kompetisi-kompetisi domestik di berbagai negara.
Di Premier League, Chelsea yang dominan sejak awal musim mengunci titel juaranya yang keempat dengan mengalahkan Crystal Palace 1-0 di pekan ke-35. Tiga poin dari laga tersebut membuat The Blues yang mengumpulkan 83 poin tak mungkin lagi dikejar oleh Manchester City maupun Arsenal yang tertinggal 13 poin dengan tiga laga tersisa. Gelar ini juga melengkapi titel Piala Liga Inggris yang dimenangi The Blues di bulan Maret dengan mengalahkan Tottenham Hotspur di babak final.
Dari Serie A Italia, Juventus melanjutkan dominasinya dengan mengukir quat-trick. Bianconeri memenangi scudetto keempatnya secara beruntun dengan mengalahkan Sampdoria 1-0 di pekan ke-34.
Sampai pekan ke-34 itu, Juve sudah mengumpulkan 79 poin. Perolehan angka mereka tak lagi bisa dikejar oleh Lazio yang ada di posisi dua yang baru mengumpulkan 62 poin dari 33 laga.
Setelah memenangi scudetto, Juve kemudian menambah koleksi gelarnya di musim 2014/2015 dengan berjaya di Coppa Italia. Pasukan Massimiliano Allegri itu mengalahkan Lazio di babak final dengan skor 2-1 dalam pertandingan yang harus dituntaskan lewat extra time di Stadion Olimpico pada 20 Mei.
Di tanah Spanyol, Barcelona memastikan titel juara La Liga. Blaugrana mengunci gelar lewat kemenangan 1-0 atas Atletico Madrid di jornada ke-37. Tambahan tiga poin dari laga tersebut membuat Barca memimpin dengan 93 poin dari 37 pekan, unggul empat angka dari Real Madrid yang ada di urutan kedua dengan satu laga tersisa.

Barca kemudian memenangi titel keduanya di musim 2014/2015 dengan menjuarai Copa del Rey. Lionel Messi dkk. keluar sebagai juara setelah mengalahkan Athletic Bilbao 3-1 di babak final.
Dari Ligue 1, Paris Saint-Germain mempertahankan gelar liga setelah menundukkan Montpellier 2-1 di pekan ke-37. PSG mengunci titel juara dengan mengumpulkan 80 poin dari 37 laga, unggul delapan angka atas Lyon yang ada di urutan kedua dengan satu laga tersisa.
Itu adalah gelar juara liga ketiga secara beruntun untuk PSG. Secara keseluruhan, titel Ligue 1 di musim 2014/2015 menjadi yang kelima untuk Les Parisiens setelah sebelumnya menjadi juara pada musim 1985/1986, 1993/1994, 2012/2013, dan 2013/2014.
PSG kemudian menegaskan dominasinya di Prancis dengan merangkai treble domestik. Itu dipastikan lewat gelar Coupe de France 2015 yang didapat PSG dengan mengalahkan Auxerre 1-0 di final. Satu lagi titel yang juga dimenangi PSG adalah Coupe de la Ligue di bulan April.
Di Inggris, gelar Piala FA menjadi milik Arsenal. The Gunners tampil sebagai juara setelah menang telak 4-0 atas Aston Villa di babak final. Dengan kemenangan ini, Arsenal mempertahankan gelar yang juga mereka raih di musim sebelumnya.
Sementara itu dari Jerman, VfL Wolfsburg tampil sebagai kampiun DFB-Pokal dengan mengalahkan Borussia Dortmund 3-1 di babak final. Bagi Wolfsburg, ini adalah gelar pertamanya di kompetisi ini. Sementara Dortmund gagal memberi kado perpisahan yang manis untuk Juergen Klopp yang melakoni laga terakhirnya sebagai pelatih Die Borussen.
Dari kompetisi Eropa, Liga Europa mementaskan babak final di bulan Mei. Sevilla kembali tampil sebagai juara setelah bertarung sengit melawan Dnipro Dnipropetrovsk di Stadion Narodowy, Warsawa pada 27 Mei. Ketat sejak babak pertama, Sevilla akhirnya menang 3-2 atas Dnipro.

Bulan Mei juga menghadirkan perpisahan. Xavi Hernandez mengumumkan keputusannya untuk meninggalkan Barcelona di akhir musim 2014/2015. Gelandang asal Spanyol itu pun mengakhiri 17 tahun kebersamaannya dengan Blaugrana. Xavi lantas menyebut bahwa dirinya melanjutkan karier dengan Al Sadd di Liga Qatar.
Di sisi lain, perpisahan tak menyenangkan harus dihadapi oleh Carlo Ancelotti dengan Real Madrid. Pelatih asal Italia itu diberhentikan oleh Madrid setelah gagal mempersembahkan trofi di musim 2014/2015.
(nds/din)