Tiga Singa dan Liliput San Marino

Jelang Kualifikasi Piala Eropa 2016

Tiga Singa dan Liliput San Marino

- Sepakbola
Kamis, 09 Okt 2014 07:42 WIB
VINCENZO PINTO/AFP/Getty Images
Jakarta - Tahukah Anda kalau San Marino yang akan dihadapi Inggris malam nanti saat ini jadi juru kunci ranking FIFA di posisi 208? Tahukan juga Anda kalau San marino cuma menang satu kali dalam 25 tahun terakhir?

"Dari waktu ke waktu itu selalu membuat saya frustrasi. Tak seorang pun mau menderita kekalahan di sepakbola, terlebih lagi dengan skor besar. Tapi kami sangat paham kalau beberapa lawan kami berada di luar jangkauan."

Demikian curhat Aldo Simoncini. Kiper San Marino yang sudah punya 39 caps itu mungkin menjadi pemain yang paling menderita dari rangkaian kekalahan telak yang tak berhenti diderita timnasnya. Bayangkan saja, sepanjang kariernya di timnas kiper 28 tahun itu sudah kemasukan 171 gol. Jika dirata-rata, itu artinya dia kemasukan 4,3 gol setiap pertandingan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di tengah ingar bingar sepakbola Eropa serta kompetisi antarklubnya yang luar biasa mewah, San Marino adalah liliput. Secara harfiah mereka memang liliput: terletak di timur laut Italia, San Marino punya populasi 33.000 jiwa. Itu cuma sepertiga dari kapasitas Stadion Wembley.

Dalam 25 tahun partisipasi di kompetisi internasional, timnas San Marino cuma memenangi satu pertandingan. Itu mereka raih saat menundukkan Liechtenstein 1-0 di 2004. Sementara dalam enam tahun terakhir mereka cuma bisa bikin satu gol saja.

Upaya terakhir mereka lolos ke Piala Dunia berakhir dengan penderitaan. San Marino kalah di 10 laga yang mereka jalani, dan dalam kurun tersebut gawang mereka digelontor 54 kali oleh para lawan.

"Kami punya target yang berbeda dibanding tim lain. Membatasi kehancuran adalah hal yang terpenting. Ada banyak kerja psikologi di belakang itu," ujar pelatih Pierangelo Manzaro.

Salah satu pemain terbaik yang dipunya San Marino saat ini adalah kapten sekaligus striker Andy Selva (38 tahun). Sudah memperkuat San Marino selama 16 tahun, Selva sejauh ini berhasil mencetak delapan gol. Delapan gol dalam 16 tahun mungkin terdengar buruk, tapi buat San Marino yang baru membuat 17 gol di sepanjang sejarah sepakbola mereka, Selva adalah legenda hidup.

"Saya sudah merasakan kesempatan bermain menghadapi bek-bek hebat seperti Carles Puyol - dia seperti dari planet lain, luar biasa. Andrea Pirlo dan Raul, mereka orang yang hebat dan juga para juara sejati. Mereka memberi kami banyak pujian setelah pertandingan, meski perbedaan antara kami sangatlah besar," ujar Selva di BBC.

Kalau Selva dianggap legenda hidup San Marino itu bisa dipahami karena dialah pencetak gol yang memastikan negaranya menang 1-0 atas Liechtenstein, 10 tahun lalu. Lebih heroik lagi, dia membuatnya melalui eksekusi tendangan bebas.

"Itu kenangan yang hebat buat saya. Saya ingat teman-teman memeluk saya; itu sesuatu yang kami rasakan di atas lapangan. Setelah peluit terakhir dibunyikan Anda mulai berpikir 'Apa yang sudah saya lakukan? Saya sudah membuat sejarah'," kenangnya.

San Marino bukan negara dengan industri sepakbola. Sebagian pemain timnasnya punya profesi lain di keseharian. Si kiper Aldo Simoncini adalah seorang akuntan, Alessandro Della Valle (bek) bekerja di toko keramik, sementara Matteo Vitaioli (gelandang) adalah pekerja pabrik dan Lorenzo Buscarini (bek) masih tercatat sebagai pelajar.

Tak mengherankan kalau gaji pemain profesional di San Marino sangat kecil dibanding bintang-bintang Inggris. Manzaroli memperkirakan kalau mayoritas pemain San Marino dapat bayaran 300 euro per bulan (sekitar Rp 4,6 juta) dari klub mereka. Itu sama dengan uang yang didapat Wayne Rooney hanya dalam delapan menit dari Manchester United.

"Sepakbola tidak membuat saya kaya, tapi itu memberi saya lebih dari cukup untuk bisa hidup dengan harga diri. Di Italia (dan Inggris), sepakbola diidentikkan dengan pekerjaan. Di San Marini, itu adalah hobi, itu adalah hasrat," seru Manzaro.

Data dan Fakta San Marino

- San Marino kini duduk di posisi paling bawah rangking FIFA. Itu artinya mereka berjarak 190 anak tangga dari Inggris, yang kini ada di posisi 18.

- San Marino merupakan salah satu negara terkecil di dunia. Populasi penduduknya hanya 33.000 orang. Itu artinya seluruh warga San Marino diajak ke Wembley maka stadion itu hanya terisi sepertiganya.

- Dalam 25 tahun terakhir tampil di laga kompetitif, San Marino cuma meraih satu kemenangan. Sementara dalam enam tahun terakhir mereka cuma bisa bikin satu gol.

- Di Kualifikasi Piala Dunia 2014 lalu San Marino kalah di seluruh 10 laga. Total ada 54 gol bersarang di gawang merea, atau rata-rata 5,4 gol per pertandingan.

- Beberapa kekalahan terbesar San Marino adalah 0-13 di tangan Jerman, 0-11 oleh Belanda, 0-10 saat berhadapan dengan Norwegia dan Polandia, digulung Belgia 1-10, serta digilas 0-9 oleh Ukraina dan Spanyol.

- San Marino sudah enam kali menelan kekalahan 0-8 termasuk oleh Inggris. Sementara untuk skor 0-7 mereka sudah 10 kali merasakannya.

- Kapten Andy Selva merupakan pemain terbaik San Marino saat ini. Dalam 16 tahun membela San Marino dia telah membuat delapan gol.

- San Marino cuma punya koleksi 17 gol di sepanjang sejarah mereka di turnamen internasional.

- Setidaknya ada 11 pemain San Marino yang punya pekerjaan tetap selain bermain bola. Di antaranya adalah akuntan, karyawan toko keramik, karyawan toko pakaian, karyawan toko furniture, pengacara, pekerja pabrik, dan pelajar.







(din/roz)

Hide Ads