Keputusan Terberat Del Bosque: Mencoret Marcos Senna

Keputusan Terberat Del Bosque: Mencoret Marcos Senna

Mohammad Resha Pratama - Sepakbola
Rabu, 20 Jul 2016 00:48 WIB
Foto: AFP/FRANCK FIFE
Madrid - Banyak keputusan sudah dibuat Vicente del Bosque selama menjabat pelatih timnas Spanyol. Keputusan terberat yang pernah dibuat Del Bosque adalah mencoret Marcos Senna.

Del Bosque mulai menjabat pelatih timnas selepas Piala Eropa 2008. Dia meneruskan tongkat kepelatihan dari Luis Aragones yang berhasil membawa tim tersebut menjadi raja Eropa di tahun tersebut.

Mendapat warisan tim tangguh dari Aragones, Del Bosque sebenarnya boleh dibilang sangat beruntung. Saat itu beberapa pemain Spanyol memang tengah menuju peak performance-nya, di samping adanya beberapa pemain yang lebih dulu matang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun, Del Bosque tak mau begitu saja menerima warisan tim dari Aragones dan dia pun melakukan sedikit perombakan yang boleh dibilang sangat mengejutkan. Senna, yang jadi pemain kunci Spanyol di era Aragones, ditinggalkan oleh Del Bosque.

Meski demikian Del Bosque punya alasan tersendiri karena Senna saat itu sudah mulai menurun dan sering cedera. Selain itu Del Bosque tak bisa memalingkan muka dari Sergio Busquets yang mulai menanjak permainannya bersama Barcelona.

Alhasil, Del Bosque pun mengubah formasi 4-4-2 kesukaan Aragones menjadi 4-2-3-1 demi mengakomodir duet Busquets dan Xabi Alonso di lini tengah. Meski formasi tersebut mengantarkan Del Bosque meraih gelar Piala Dunia dan Piala Eropa, tetap saja dia masih menyesal harus meninggalkan Senna.

"Itu mungkin jadi keputusan terberat saya (meninggalkan Senna), karena dia adalah pemain yang sangat penting dalam kemenangan di Piala Eropa 2008. Tapi tugas pelatih seperti itu, Anda dipaksa membuat keputusan yang sulit, seperti halnya Casillas di Prancis," ujar Del Bosque di Football Espana.

Sama halnya seperti Senna di 2008, Del Bosque juga menepikan Casillas di Piala Eropa 2016 lalu seiring menurunnya penampilan kiper 35 tahun tersebut. David De Gea pun didapuk jadi penggantinya meski La Furia Roja akhirnya cuma sampai babak 16 besar.

"Casillas? Pertama-tama, Anda harus melihat keputusan yang dibuat pelatih. Yang jelas bagi saya adalah Iker harus dihormati setinggi-tingginya karena kita bicara soal pemain unik. Saya mungkin bisa bilang bahwa saya telah salah tidak memainkannya di Prancis lalu, tapi semua orang terus saja mengeluhkan itu dan tidak ada satupun yang menyadari bagaimana rasa hormat serta sikap yang dia tunjukkan kepada rekan-rekan setimnya," sambungnya.



(mrp/nds)

Hide Ads