Menjadi Pahlawan dengan Kartu Merah: Valverde, Solskjaer, dan Suarez

Menjadi Pahlawan dengan Kartu Merah: Valverde, Solskjaer, dan Suarez

Doni Wahyudi - Sepakbola
Selasa, 14 Jan 2020 15:59 WIB
Federico Valverde jadi pahlawan Real Madrid dengan kartu merah yang dia dapat ((Photo by Giuseppe CACACE / AFP)
Jakarta - Kartu merah adalah bencana buat setiap pemain bola. Tapi beberapa di antaranya pantas dirayakan. Atau malah diberi selamat.

Federico Valverde dihujat dan pada saat bersamaan juga dipuji atas tekelnya dari arah belakang yang dilakukan pada Alvaro Morata. Tekel tersebut berujung kartu merah pada gelandang 21 tahun itu, tapi juga punya arti besar karena menghindarkan Real Madrid dari kebobolan oleh Atletico Madrid di periode waktu yang begitu krusial.

Valverde, pemuda asal Uruguay itu, tahu kalau tekelnya tak akan berarti lain kecuali kartu merah. Tak perlu berpikir panjang dia sudah siap untuk diusir, menjadi martir di menit 115. Dia berkorban untuk Real Madrid.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pengorbanan itu tak sia-sia. Atletico gagal bikin gol dari serangan balik cepat tersebut. Dan Real Madrid akhirnya menang 4-1, untuk menjuarai Piala Super Spanyol, dalam laga yang harus dituntaskan via adu penalti.



"Aku sudah minta maaf [kepada Morata]. Apa yang kulakukan memang tidak bagus, tapi aku harus melakukannya," kata Valverde usai pertandingan.

Lanjut ke Halaman Berikutnya:

Kartu Merah Solskjaer dan Tepuk Tangan di Old Trafford

Luis Suarez dan Penyelamatannya di Bawah Gawang Uruguay




Kartu Merah Solskjaer dan Tepuk Tangan di Old Trafford

Sekitar dua dekade lalu, sebuah skenario yang mirip dengan aksi Valverde terjadi di Liga Inggris. Pelakunya Ole Gunnar Solskjaer, sementara korbannya Rob Lee, gelandang Newcastle United.

Menjelang akhir musim 1997-1998, tepatnya pada 18 April, Manchester United keteteran. Meski sudah menguasai puncak klasemen selama enam bulan, The Red Devils mulai goyah. Menjamu Newcastle di Old Trafford, MU harus menang untuk menjaga peluang juara lantaran Chelsea dan Arsenal terus merapat.

Sempat ketinggalan, MU berhasil menyamakan kedudukan 1-1 via David Beckham. Ketika pertandingan nyaris tuntas, Newcastle membangun counter attack kilat - usai sebuah skema serangan MU gagal.

Baca Juga: Solskjaer dan Kisah Kepahlawanan nan Absurd

Rob Lee tahu-tahu sudah berada di wilayah permainan MU, tanpa ada pemain tuan rumah di sana. Dia akan segera berhadapan dengan kiper Raimond Van der Gouw.

Tapi Rob Lee ternyata tak benar-benar sendiri. Di belakangnya ada Solskjaer berlari mengejar lebih dari separuh lapangan. Sebelum Lee benar-benar mendekat ke kotak penalti, Solskjaer melancarkan tekel dari arah belakang.

Solskjaer, yang saat itu bajunya masih terlihat kebesaran, sama sekali tak terlihat menyesal. Dia langsung berdiri, meletakkan kedua tangan di pinggang, dan berjalan keluar lapangan setelah melihat wasit memberinya kartu merah.

Solskjaer diusir, tapi publik Old Trafford bertepuk tangan untuknya. Sementara Beckham 'menoyor' kepala rekannya yang saat itu berjalan meninggalkan lapangan, mungkin sebagai ucapan terima kasih.



Pertandingan pada akhirnya tuntas 1-1. Satu poin tersebut tak cukup mengantar MU menjuarai Liga Inggris. 'Setan Merah' finis di posisi dua, kalah satu angka dari Arsenal yang ada di atasnya.





Luis Suarez dan Penyelamatannya di Bawah Gawang Uruguay

Ini adalah salah satu kartu merah paling terkenal sepanjang sejarah Piala Dunia. Luis Suarez mendapatkannya di Afrika Selatan 2010, saat Uruguay berhadapan dengan Ghana pada babak perempatfinal.

Memasuki menit 120+1 di perpanjangan waktu, Ghana dapat tendangan bebas di sisi kanan pertahanan Uruguay. Dari momen itu Ghana berhasil menciptakan dua peluang emas beruntun.

Yang pertama dari tendangan di muka gawang, yang gagal menjadi gol karena membentur kaki Suarez tepat di garis gawang. Masih dalam rangkaian kemelut yang sama, Ghana nyaris bikin gol melalui sundulan salah satu pemainnya. Sekali lagi bola gagal masuk ke gawang karena diadang Suarez, tapi kali ini dia menggunakan..... tangan.





Kartu merah keluar dari kantong wasit ke pemain Liverpool itu. Tapi kemalangan malam itu ternyata tetap memayungi Ghana. Hadiah penalti yang diberikan dari momen itu gagal menjadi gol. Tendangan Asamoah Gyan membentur mistar gawang dan bola mencelat ke luar lapangan.

Pertandingan akhirnya dituntaskan via adu penalti. Hasilnya: Uruguay lolos ke semifinal dengan skor 4-2. (din/cas)

Hide Ads