"Apakah saya akan melakukan yang ia (Ronaldo) lakukan seandainya saya di posisinya? Jika memang layak kartu merah, jika bisa membuat Inggris menang, maka ya, saya akan melakukannya, tak usah ditanya lagi," tulis Rooney, Minggu (5/4), dalam kolomnya di The Sunday Times, dikutip oleh Mirror.
"Saya menemuinya di lorong seusai laga. Saya merasa harus berbicaara padanya sesegera mungkin dan berdua saja. Ia terlihat ingin meminta maaf, tapi saat itu saya sudah bersikap sebagai pemain MU, bukan lagi pemain Timnas Inggris."
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya bilang padanya, 'saya tak punya masalah denganmu. Selamat menikmati kelolosan kalian dan semoga sukses. Sampai ketemu beberapa minggu lagi, mari kita menangi Liga Inggris musim depan'," kata Rooney menambahkan.
Kekhawatiran akan goyahnya keharmonisan MU justru tak terbukti. Sejak itu, keduanya justru berhasil membawa MU meraih delapan trofi selama periode 2006-2009.
"Di laga pertama musim yang baru (2006/07), kami menghajar Fulham 5-1. Saya mencetak dua gol dan membuat satu assist untuknya. Segalanya langsung tenang setelah itu," kata Rooney.
"Di ruang ganti, kami amat dekat. Kami berdua sering menjahili Sir Alex (Ferguson) atau para pemain. Insiden itu justru membuat kami semakin dekat di lapangan."
"Tiga tahun berikutnya menjadi masa-masa terbaik duet kami dan berhasil membawa 3 gelar Liga Inggris dan 1 Liga Champions. Kartu merah saya di Gelsenkirchen adalah titik balik," tandas Rooney.
(adp/raw)