Meninggalnya Diego Maradona begitu ditangisi dunia sepakbola, khususnya masyarakat Argentina. Manajer Manchester City Pep Guardiola memahami betapa sang legenda amat dicintai di negerinya.
Maradona menjadi aktor utama keberhasilan Argentina menjuarai Piala Dunia 1986 di Meksiko. Ia ikut menyumbang lima gol di turnamen itu. Empat tahun kemudian di Italia, ia kembali mengantarkan Argentina ke final, namun takluk 0-1 dari Jerman Barat.
Sumbangsih gelar yang telah diberikan Maradona dibalas publik Argentina dengan cinta yang luar biasa. Sampai-sampai muncul agama baru bernama Iglesia Maradoniana di Rosario pada 1998, yang menjadikan Maradona sebagai Tuhan mereka.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Guardiola tahu betul, kekaguman rakyat Argentina untuk eks pemain Napoli itu masih besar hingga akhir hayatnya. Padahal, karier Maradona sebagai pemain sudah selesai sekitar dua dekade silam dan prestasinya sebagi pelatih terbilang biasa saja.
"Ada sebuah banner Argentina setahun lalu yang saya baca, tulisannya, 'Terlepas dari apa yang kamu lakukan dengan hidupmu, Diego, yang terpenting adalah apa yang sudah kamu lakukan untuk kehidupan kami'," ujar Guardiola selepas Manchester City mengalahkan Olympiakos 1-0 di Liga Champions, seperti dikutip Mirror.
"Dia memberikan banyak kebahagiaan dan dia membuat sepakbola menjadi lebih baik. Apa yang dia lakukan untuk Napoli dan Timnas Argentina di tahun 1986 adalah sesuatu yang luar biasa," sambung Guardiola, mengenang Diego Maradona.
Kehidupan Maradona di luar lapangan memang berbanding 180 derajat dengan apa yang ia tunjukkan di lapangan. Ia mengalami ketergantungan narkoba, yang juga mempengaruhi kariernya di lapangan hijau. Meski begitu, hal tersebut tak mengubah rasa cinta publik kepadanya.
Diego Maradona meninggal dunia pada usia 60 tahun pada Rabu (25/11/2020) malam WIB setelah mengalami henti jantung. Ia wafat di rumahnya yang berada di Tigre, Buenos Aires.