Tuding Maradona Pemerkosa, Pemain Ini Ogah Heningkan Cipta

Tuding Maradona Pemerkosa, Pemain Ini Ogah Heningkan Cipta

Yanu Arifin - Sepakbola
Senin, 30 Nov 2020 08:30 WIB
LONDON, ENGLAND - NOVEMBER 29: Players observe a minutes applause for former footballer, Diego Maradona, who recently passed away prior to the Premier League match between Chelsea and Tottenham Hotspur at Stamford Bridge on November 29, 2020 in London, England. Sporting stadiums around the UK remain under strict restrictions due to the Coronavirus Pandemic as Government social distancing laws prohibit fans inside venues resulting in games being played behind closed doors. (Photo by Matthew Childs -
Momen mengheningkan cipta untuk Maradona. (Foto: Matthew Childs/Getty Images/Pool)
Pontevedra -

Banyak pesepakbola memberi penghormatan kepada Diego Maradona. Tapi tidak dengan Paula Dapena, yang menuding legenda sepakbola Argentina itu adalah pemerkosa.

Maradona meninggal dunia pada Rabu (25/11/2020) di Buenos Aires. Kepergiannya membuat dunia sepakbola berduka.

Berbagai macam tribute diberikan kepada pria yang membawa Argentina juara Piala Dunia 1986 itu. Maradona ditangisi dan semua pemain mengenangnya, dari sebelum laga, bertanding, hingga usai bermain.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun, ada juga yang menolak melakukannya. Adalah Paula Dapena yang ogah memberi tribute kepada El D10s-julukan Maradona.

Dilansir Marca, Dapena ogah mengheningkan cipta sebelum bertanding melawan Depotivo de Abegondo dalam laga persahabatan. Pesepakbola putri itu malah duduk rebahan di lapangan.

ADVERTISEMENT

"Rekan-rekanku melihatnya dan cuma tertawa, sebab mereka tahu aku tidak akan melakukannya," katanya kepada Pontevedra Viva.

"Beberapa hari lalu, di hari Penghapusan Kekerasan Gender, gesture ini tidak dilakukan. Dan jika mengheningkan cipta juga tidak diberikan kepada korban, aku tidak akan melakukannya untuk pelaku."

"Aku bilang aku menolak memberi penghormatan kepada pemerkosa, pedofilia, dan pelaku kekerasan. Dan aku memilih duduk dan memunggungi."

"Untuk menjadi pemain, anda pertama-tama harus menjadi pribadi dan punya nilai di luar kemampuan yang dimiliki, yang kita semua tahu kualitas dan bakat sepakbolanya mengesankan," jelas Dapena.

Semasa hidupnya, beberapa kasus kekerasan dan pelecehan pada perempuan pernah dikaitkan dengan Maradona. Atas dasar itu, Dapena ogah memberinya tribute.

Di antaranya, Maradona pernah ketahuan memukul mantan tunangannya. Kemudian, pada 2017, Maradona juga diklaim memperkosa jurnalis Rusia di sebuah hotel.

(yna/bay)

Hide Ads