Ya Ampun, Maradona Sempat Terjatuh Seminggu Sebelum Wafat

Ya Ampun, Maradona Sempat Terjatuh Seminggu Sebelum Wafat

Bayu Baskoro - Sepakbola
Selasa, 01 Des 2020 04:20 WIB
LA PLATA, ARGENTINA - FEBRUARY 29: Diego Armando Maradona head coach of Gimnasia y Esgrima La Plata reacts to fans after winning a match between Gimnasia y Esgrima La Plata and Atletico Tucuman as part of Superliga 2019/20 at Estadio Juan Carlos Zerillo on February 29, 2020 in La Plata, Argentina. (Photo by Marcos Brindicci/Getty Images)
Foto: Getty Images/Marcos Brindicci
Buenos Aires -

Kematian Diego Maradona masih diselidiki oleh pihak berwenang. Kabar terbaru melaporkan El D10S sempat terjatuh satu minggu sebelum meninggal dunia.

Maradona meninggal dunia pada Rabu (25/11/2020) di rumahnya di Buenos Aires. Legenda sepakbola Argentina itu wafat pada usia 60 tahun akibat henti jantung.

Maradona mengembuskan napasnya yang terakhir tidak lama setelah dirinya menjalani operasi otak pada awal November lalu. Melansir La Gazzetta dello Sport, ada dugaan kelalaian medis hingga membuat eks bintang Napoli itu wafat di masa pemulihan dirinya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pihak berwenang di Argentina saat ini tengah menyelidiki kronologi kematian Diego Maradona. Penyelidikan tidak hanya dilakukan untuk mengetahui apa yang terjadi di hari kematian El Pibe de Oro, melainkan juga beberapa hari sebelumnya.

Menurut keterangan perawat Dahiana Gisela Madrid, petugas medis yang menangani rehabilitasi pasca operasi Maradona, pasiennya itu mengalami pukulan hebat di kepala setelah jatuh secara tidak sengaja satu minggu sebelum meninggal dunia. Namun, tidak ada tindakan lanjutan yang diberikan usai kejadian tersebut.

ADVERTISEMENT

Tidak hanya itu, Maradona sudah sejak awal diduga memiliki kelainan jantung usai menjalani operasi dan keluar dari rumah sakit. Meski begitu, tidak ada tenaga medis khusus yang menangani penyakit itu selama dirinya menjalani rehabilitasi di rumah.

"Maradona jatuh seminggu sebelum kematiannya dan mengalami pukulan hebat di kepala, sayangnya mereka tidak berpikir untuk memberinya MRI atau tomografi. Tidak ada sama sekali," kata Rodolfo Baque, pengacara Dahiana Gisela Madrid, dilansir dari La Gazzetta dello Sport.

"Mereka hanya berpikir untuk mengobati kecanduan alkohol, tapi lupa jika mereka berurusan dengan pasien jantung yang membutuhkan bantuan dari tenaga medis khusus," Baque menambahkan.

"Dia sudah mencapai 115 denyut per menit, dan sehari sebelum wafat denyut jantungnya mencapai 109, dimana pasien dengan masalah koroner tak bisa melewati 80 denyut per menit,".

"Tubuhnya sudah mengirim sinyal, namun dia tidak dibantu dengan pengobatan apa pun. Maradona bisa saja dirawat di klinik paling canggih di dunia, tapi dia malah dirawat di tempat yang tidak sesuai," uajr Baque mengenai kematian Diego Maradona.




(bay/pur)

Hide Ads