Kasus harian COVID-19 bertambah selama dua pekan terakhir di Italia. Perayaan atas keberhasilan Timnas Italia menjuarai Euro 2020 dituding menjadi penyebabnya.
New York Times mencatat ada penambahan kasus COVID-19 sebesar 225 persen di Italia selama dua pekan terakhir, meski Worldometer mencatat 99 persen kasus aktif yang ada (sekitar 49 ribu kasus) saat ini bergejala ringan.
Data harian terbaru pada 20 Juli 2021, ada lebih dari 3500 kasus baru di negeri pizza tersebut. Sejak tanggal 7 Juli, atau bertepatan dengan kelolosan Italia ke final Euro 2020, kasus harian di Italia memang mulai naik lagi menjadi di atas 1000 kasus.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Animo masyarakat untuk turun ke jalan untuk menonton bareng di kawasan publik disinyalir menjadi penyebab utama. Apalagi saat Italia akhirnya menjadi juara Euro 2020 pada 11 Juli, warga tumpah ruah turun ke jalan di seantero negeri.
Di Roma, parade juara bahkan ikut digelar, meski awalnya sempat dilarang otoritas setempat. Inilah yang membuat politikus yang menjabat sebagai pengawas kesehatan di Wilayah Lazio, Alessio D'Amato, berang.
Ia bahkan menyebut kenaikan kasus ini sebagai 'efek Gravina', merujuk nama Presiden Federasi Sepakbola Italia (FIGC), Gabriele Gravina. Meski begitu, kenaikan kasus COVID-19 di Italia sudah bertambah sebelum parade.
![]() |
"Kami membayar akibatnya atas efek Gravina ini, meski untungnya tak ada banyak komplikasi di rumah sakit," kata D'Amato. Dalam rentang 24 jam terakhir (19-20 Juli), Football Italia menulis ada 681 kasus baru hanya di region Lazio.
"Kami akan melihat bertambahnya kasus selama beberapa hari ke depan, dan itu merupakan hasil dari kehilangan fokus saat perayaan juara Euro 2020," sambung D'Amato.
"Kebanyakan kasus positif baru menjangkiti anak muda yang belum divaksinasi, hal ini makin menunjukkan betapa pentingnya vaksin," jelasnya.
![]() |
Di Italia, merujuk data Worldometer, sudah ada 4,2 juta kasus COVID-19 sejak pandemi pertama kali muncul tahun lalu, menewaskan lebih dari 127 ribu orang.
Namun tingkat keparahan kasus sudah berkurang drastis, menyusul kebijakan vaksinasi dan lockdown sejak awal pandemi. Mandat kewajiban bermasker sudah dicabut sejak akhir Juni.
Hingga saat ini, masih ada sekitar 49 ribu kasus aktif, namun yang tergolong berat/kritis tak lebih dari 200 kasus.
(adp/aff)