Ribut-ribut di Copa Libertadores, yang dilakukan kubu Boca Juniors termasuk Marcos Rojo, berbuntut sampai ke ranah hukum setelah polisi pun turun tangan.
Keributan terjadi usai laga Copa Libertadores, menyusul tersingkirnya Boca di tangan klub Brasil Atletico Mineiro. Tensi tinggi memang sudah terjadi menjelang akhir laga.
Bahkan saat pertandingan sudah selesai, sejumlah personil Boca Juniors menyerbu ruang ganti Mineiro. Mereka ingin mengkonfrontasi wasit Esteban Ostojich, yang berlindung di ruang ganti tim tuan rumah, karena dianggap berat sebelah.
Tak cuma itu, dalam sejumlah rekaman yang beredar, sejumlah pemain Boca Juniors tampak melakukan tindak agresif. Marcos Rojo, mantan bek Manchester United, pun terlihat sempat mengambil tabung pemadam kebakaran yang hendak ia lemparkan ke petugas -- walaupun akhirnya dicegah rekan satu timnya. Rojo juga diduga memukul seorang petugas keamanan.
Ribut-ribut ini memaksa kepolisian Brasil turun tangan, salah satunya dilaporkan dengan cara menyemprotkan gas air mata ke arah pemain Boca Juniors. Tindak kekerasan itu juga diproses kepolisian.
Seperti dilansir ESPN, kepolisan Minas Gerais di Brasil menjerat enam pemain dan ofisial Boca Juniors dengan dugaan melakukan tindak perusakan dan kekerasan. Tidak dijelaskan identitas keenam orang itu, tapi diduga kuat Marcos Rojo salah satunya.
Secara terperinci, dua orang diduga melakukan tindak pengrusakan, walaupun masing-masing kini sudah dilepas dengan jaminan 3.000 reais (Rp 8,3 juta).
Sementara empat orang lain dari klub Argentina itu dijerat dengan dugaan melakukan tindak kekerasan terhadap petugas. Keempatnya dibebaskan setelah "berjanji secara formal untuk memenuhi panggilan persidangan" pada tanggal yang akan ditentukan kemudian.
Rombongan Boca Juniors sudah dalam perjalanan kembali ke Argentina setelah menghabiskan sekitar 10 jam di kantor polisi Belo Horizonte. Setibanya di Argentina mereka diwajibkan menjalani karantina selama tujuh hari sebagai buntut dari ribut-ribut di markas Atletico Mineiro, karena aktivitas kontak langsung itu telah melanggar protokol 'bubble' yang mereka jalani di Brasil.
(krs/cas)