Liga China disebut sebagai ladang cuan bagi pesepakbola, khususnya mereka yang baru pindah dari liga-liga Eropa. Kini hal itu jadi perdebatan, mau disetop!
Sudah satu dekade terakhir ini, Liga China mencuri panggung. Bos-bos klub di sana rela merogoh kocek dalam-dalam demi mendatangkan pemain top dunia.
Beberapa 'eks' pemain top yang pernah bertualang ke Liga China seperti Hulk (eks Porto), Ramires dan Oscar (eks Chelsea), Marouane Fellaini (eks MU), Papiss Cisse (eks Newcastle), Paulinho (eks Spurs), Alexander Pato (eks AC Milan), hingga Carlos Tevez (eks MU dan Man City).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Liga China sendiri sedang berkembang. Maka alasan klasik eks para pemain top tersebut adalah, mencoba mencari tantangan.
Walau tak dipungkiri, faktor utama yang disebut-sebut membuat Liga China begitu menggoda adalah karena faktor uang!
Dilansir detikSport dari berbagai sumber, mereka dibayar dengan gaji yang selangit. Carlos Tevez yang menerima pinangan Shanghai Shenhua pada 2017, mendapat bayaran 730 ribu Euro per pekan atau setara Rp 11,8 miliar!
Marouane Fellaini, eks pemain MU ini mendapat bayaran dari Shandong Luneng sebesar 400 ribu Euro per pekan atau setara Rp 6,5 miliar. Naik lebih besar dibanding di Old Trafford dulu, dari Rp 2 miliar per pekan.
![]() |
Paling bombastis, adalah Oscar eks pemain Chelsea yang bermain di Shanghai SIPG sejak tahun 2017.
Tahukah kamu, kini kekayaan Oscar mencapai 70 juta USD atau setara Rp 996 miliar! Nyaris Rp 1 triliun...
Sejak awal tahun 2021 kemarin, otoritas Liga China melempar pesan tegas. Sudah cukup bagi klub-klub di China, membayar pemain top dengan bayaran fantastis!
Jika terus dibiarkan, maka persaingan akan menjadi tidak sehat. Bukan itu saja, pihak klub juga bakal timpang neraca keuangannya, sehingga kondisi keuangan juga turut tidak sehat.
"Pengeluaran Liga China sekitar 10 kali lebih tinggi dari K-League Korea Selatan dan tiga kali lebih tinggi dari J-League Jepang, tetapi tim nasional kami tertinggal jauh di belakang," kata Presiden Asosiasi Sepak Bola China Chen Xuyuan pada bulan Desember.
Dikabarkan, pihak otoritas Liga China mau menerapkan batas bayaran pemain asing. Angkanya tidak lebih dari 3 juta USD per tahun atau setara Rp 42 miliar.
Itu ditujukan supaya klub-klub Liga China mendorong pemain mudanya untuk tampil. Serta, diharapkan bisa membuat persaingan jadi kembali sehat.
Namun kalau angkanya serendah itu, apa jadinya pamor Liga China turun lagi karena tidak akan kedatangan pemain top?
Lihat juga video 'Gareth Bale Menuju Liga China?':