Laga Tunisia vs Mali dinodai insiden wasit yang dua kali mengakhiri laga sebelum waktunya. Sang pengadil dinilai kehilangan konsentrasi akibat kepanasan.
Pertandingan perdana Grup F Piala Afrika 2021 mempertemukan Tunisia dengan Mali di Stade Limbe, Kamerun, Rabu (12/1/2022). Laga berakhir untuk kemenangan Mali 1-0.
Duel kali ini mendapat banyak sorotan lantaran kepemimpinan wasit Janny Sikazwe. Juru adil asal Zambia itu tercatat membuat enam keputusan kontroversial.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Keputusan yang paling bikin heboh yakni saat Sikazwe mengakhiri laga sebelum waktu normal habis. Dia melakukannya tidak hanya sekali, melainkan dua kali pada menit ke-85 dan ke-89.
Janny Sikazwe sempat menyadari kekeliruannya saat meniup pluit panjang di menit ke-85. Dia meminta kedua tim melanjutkan pertandingan, tapi kesalahan serupa kembali terulang empat menit berselang.
Keputusan Sikazwe yang mengakhiri laga sebelum waktunya dan tanpa adanya injury time membuat pihak Tunisia muntab. Mondher Kebeier selaku pelatih tim dan para ofisial Tunisia sampai mengerubungi Sikazwe ke tengah lapangan.
Sikazwe dan tiga asisten wasit tampak kewalahan meladeni protes kubu Tunisia. Para pengadil lapangan tersebut kemudian dituntun keluar oleh petugas keamanan menuju lorong stadion.
Konfederasi Sepakbola Afrika (CAF) meminta kedua tim memainkan waktu tersisa 35 menit setelah insiden terjadi. Pihak Tunisia menolak melakukan hal itu, sehingga Mali dinyatakan menang dalam laga tersebut.
Kepala wasit CAF, Essam Abdel-Fatah, angkat bicara mengenai insiden di laga Tunisa vs Mali. Dia mengungkapkan, Sikazwe mengalami serangan panas (heat stroke) lantaran cuaca terik di kota penyelenggara, Limbe.
Akibatnya, Janny Sikazwe sampai menderita dehidrasi parah dan kehilangan konsentrasi di lapangan. Pria 42 tahun itu bahkan dibawa ke rumah sakit selepas pertandingan.
"Wasit mengalami heat stroke dan dehidrasi yang sangat parah, yang membuatnya kehilangan konsentrasi dan dibawa ke rumah sakit," kata Abdel-Fatah, dikutip dari Mundo Deportivo.
"Ketika krisis terjadi dan kendali permainan hilang, wasit keempat yang akan mengarahkannya. Namun, salah satu dari kedua tim menolak," ujarnya.
(bay/cas)