Timnas Inggris, Wilfried Zaha, dan Takdir Tak Bisa Bersama

Timnas Inggris, Wilfried Zaha, dan Takdir Tak Bisa Bersama

Adhi Prasetya - Sepakbola
Senin, 28 Mar 2022 18:00 WIB
WOLVERHAMPTON, ENGLAND - MARCH 05: Wilfried Zaha of Crystal Palace looks on during the Premier League match between Wolverhampton Wanderers and Crystal Palace at Molineux on March 05, 2022 in Wolverhampton, England. (Photo by Laurence Griffiths/Getty Images)
Zaha menghabiskan seluruh karier sepakbolanya di Inggris, namun membela Pantai Gading di level internasional. Foto: Getty Images/Laurence Griffiths
Jakarta -

Inggris akan menghadapi Pantai Gading dalam laga uji coba tengah pekan ini. Pertandingan tersebut bisa menciptakan sejarah dengan Wilfried Zaha sebagai aktor utama.

Zaha, kini 29 tahun, lahir di Abidjan, Pantai Gading namun pindah ke London bersama keluarganya saat berumur empat tahun. Ia masuk ke akademi Crystal Palace di usia 12 tahun, dan menembus tim utama pada April 2010, saat masih 17 tahun.

Talentanya yang terus diasah membuatnya dilirik Timnas Inggris level junior. Ia dua kali bermain bersama Inggris U-19 dan 13 kali bersama Inggris U-21. Ia bisa membela Inggris karena tumbuh besar dan bersekolah di sana.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pada akhir 2012, ia pun mendapat panggilan dari timnas senior, yang kala itu dilatih Roy Hodgson. Total, ia menerima dua caps bersama The Three Lions, yakni saat melawan Swedia dan Skotlandia, semua di pertandingan persahabatan.

Performa yang bagus saat itu tak cuma mengantarkan Zaha ke Timnas Inggris, namun juga pindah ke Manchester United pada musim panas 2013. Sayang, Zaha malah sulit berkembang di Old Trafford.

ADVERTISEMENT

Ia cuma bertahan setengah musim lalu dipinjamkan ke Cardiff City. Di masa-masa ini, ia masih kesulitan menemukan performa terbaiknya. Hal itu berujung dirinya diabaikan oleh Gareth Southgate yang saat itu melatih Inggris U-21.

READING, ENGLAND - SEPTEMBER 05: Wilfried Zaha of England looks on during the 2015 UEFA European U21 Championships Qualifier between England U21 and Moldova U21 at The Madejski Stadium on September 05, 2013 in Reading, England, (Photo by Charlie Crowhurst/Getty Images)Zaha saat masih membela Inggris. Foto: Getty Images/Charlie Crowhurst

Zaha kemudian kembali ke Crystal Palace pada 2014 dan bertahan hingga kini. Di klub tersebut, ia kembali menemukan performa terbaiknya, namun Inggris sudah mengabaikannya.

Saat Southgate naik pangkat melatih skuad utama pada 2016, ia lebih mengutamakan nama-nama seperti Raheem Sterling, Jesse Lingard, Adam Lallana, Theo Walcott, Marcus Rashford, Andros Townsend, dan Alex Oxlade-Chamberlain di posisi winger.

Zaha, yang usianya terus bertambah, tak bisa lagi membela Inggris U-21, namun tak dipakai di level senior. Pada 2016, ia memutuskan pindah aliansi, membela tanah kelahirannya. Ia boleh melakukan itu karena hanya membela Inggris senior di laga persahabatan.

November tahun itu, terkonfirmasi bahwa Zaha mengajukan pindah negara ke FIFA, dan dikabulkan. Southgate coba membujuknya, tapi sudah telat. Januari 2017, Zaha tampil di Piala Afrika. Ia kembali dipanggil untuk edisi 2019 dan 2021.

Kini, Zaha bersama Pantai Gading akan bertemu Inggris di Wembley. The Guardian mencatat, belum ada pemain yang pernah membela Inggris kemudian bertanding melawan Inggris. Kalau ia turun, maka ia akan menjadi yang pertama.

Jelang pertemuan itu, Southgate pun berkomentar soal Zaha. Pelatih 51 tahun itu hanya bisa berbicara yang baik-baik mengenai sang pemain.

"Saya ingat ketika pergi ke hotel dan bertemu dengan Wilf. Tapi saat itu keputusannya sudah bulat (membela Pantai Gading). Saya bisa memahaminya karena dia sudah lama tak membela (Inggris)," kata Southgate.

"Di eranya, Roy (Hodgson, pelatih Inggris sebelum Southgate) sudah punya pemain yang lebih diutamakan dibanding Wilf untuk waktu yang lama. Sewaktu saya masuk sebagai caretaker (kemudian menjadi pelatih utama), kami sudah puas dengan para pemain berpengalaman dan tak mau membawa pemain baru terlalu banyak."

"Sulit mengatakan apa peran yang mungkin bagi Wilf di sini. Raheem sudah lama menjadi pemain kunci. Dulu Lingard juga tampil bagus, dan di awal kami punya Lallana yang saat itu menjadi pemain terbaik kami selama sekitar 18 bulan terakhir."

Ivory Coast's forward Wilfried Zaha reacts after drawing the Group E Africa Cup of Nations (CAN) 2021 football match between Ivory Coast and Sierra Leone at Stade de Japoma in Douala on January 16, 2022. (Photo by CHARLY TRIBALLEAU / AFP)Zaha saat membela Pantai Gading pada Januari lalu. Foto: AFP/CHARLY TRIBALLEAU

"Apakah Wilf bisa masuk skuad yang sekarang? Saya tak tahu, dia pemain bagus yang tampil di level tinggi setiap pekan. Karakternya berbeda dengan para winger yang kami punya. Tak ada yang bisa meramal apakah dia bisa sukses di sini (bersama Inggris)," jelas Southgate.

Zaha, yang tetap bermukim di Inggris, tampak sudah bahagia menjalani karier internasional bersama Pantai Gading, meski belum meraih trofi. Inggris pun baik-baik saja tanpanya, menembus semifinal Piala Dunia 2018 dan menjadi runner-up Euro 2020.

Semua sudah punya jalan masing-masing, dan kini tak ada gunanya lagi membahas apa yang mungkin terjadi andai keduanya masih bersama. Inggris vs Pantai Gading akan digelar pada Rabu (30/3) pukul 01.45 WIB.

(adp/mrp)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads