Isu Hak Asasi Manusia di Qatar masih menjadi sorotan jelang Piala Dunia 2022. Dalam Kongres FIFA, protes dilontarkan.
FIFA menggelar Kongres FIFA ke-72 di Doha, Qatar, Kamis (31/3/2022) waktu setempat. Ini menjadi pertemuan pertama FIFA sejak terakhir 2019 atau sebelum pandemi virus corona merebak.
Dalam pertemuan itu, isu HAM Qatar menjadi pembahasan yang mencuat di arena Kongres. Salah satu yang kencang menyuarakannya adalah dari perwakilan Federasi Sepakbola Norwegia.
Pesiden Federasi Sepakbola Norwegia, Lise Klaveness, dengan berani naik ke panggung dan menyatakan Qatar tak layak menjadi tuan rumah. Ia menilai, trek rekor negara itu soal HAM harusnya menjadi pertimbangan FIFA menunjuknya menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022.
"Pada 2010, Piala Dunia diberikan FIFA dengan cara yang tidak dapat diterima dengan konsekuensi yang tidak dapat diterima," kata Klaveness, seperti dilansir Al Jazeera.
"Hak asasi manusia, kesetaraan, demokrasi, kepentingan inti sepakbola, tidak ada di Starting XI sampai bertahun-tahun kemudian. Hak-hak dasar ini ditekan ke lapangan sebagai pengganti, terutama oleh suara-suara luar."
"FIFA telah mengatasi masalah ini, tetapi jalan masih panjang. Para pekerja migran yang terluka atau keluarga mereka yang meninggal dalam pembangunan hingga Piala Dunia harus dijaga. FIFA, kita semua, harus mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk benar-benar menerapkan perubahan," protesnya.
Qatar, selaku tuan rumah, disorot karena isu pelanggaran HAM terkait persiapan Piala Dunia 2022. Banyak laporan menyebut pekerja migran tewas dan diperlakukan tak layak dalam mempersiapkan stadion-stadion yang akand dipakai Cristiano Ronaldo serta Lionel Messi, 21 November-18 Desember mendatang.
Qatar bukannya tanpa upaya untuk mengatasi isu HAM. Salah satunya, Qatar mengubah Undang-Undang Perburuhan di negaranya, yakni menghapus sistem perburuhan Kafala. Meski begitu, masih banyak laporan soal diskriminasi yang dialami pekerja migran.
Pidato Lavanesse kemudian ditanggapi Hassan al-Thawadi, kepala panitia penyelenggara Piala Dunia Qatar. Ia menilai, Piala Dunia 2022 menjadi momentum perubahan yang menyeluruh buat kemanusiaan.
"Dengan meluangkan waktu memahami kompleksitas di lapangan dan komitmen bersama, yang dulunya musuh kini telah menjadi mitra sekutu kami," kata al-Thawadi.
"Kami menunjukkan kepada dunia apa yang dapat dicapai oleh turnamen yang diselenggarakan di suatu negara. Warisan sedang disampaikan saat kita berbicara. Ke depan, organisasi akan melihat kami sebagai tolok ukur tentang bagaimana memanfaatkan turnamen ini untuk meninggalkan warisan."
"Apa yang kami katakan adalah apa yang kami tawarkan kepada mereka, menyediakan Piala Dunia yang aman, Piala Dunia yang ramah untuk semua orang. Ini adalah kesempatan bagi semua orang untuk duduk dan membangun hubungan," katanya.
Sebelumnya, FIFA juga membela Qatar soal isu HAM di kongres FIFA. Presiden Gianni Infantino menegaskan Piala Dunia Qatar sudah berusaha menegakkan keadilan bagi semua orang.
"Hak asasi manusia, hak pekerja, semua ini tidak akan terjadi tanpa Piala Dunia di sini," kata Infantino.
Piala Dunia 2022 sendiri akan diikuti 32 tim, dengan 29 tim sudah memastikan tempatnya di putaran final. Rencananya, undian fase grup akan dilakukan pada Jumat, 1 April 2022.
(yna/mrp)