Goretzka Kecam Pengharaman LGBTQ di Piala Dunia 2022

Goretzka Kecam Pengharaman LGBTQ di Piala Dunia 2022

Bayu Baskoro - Sepakbola
Kamis, 10 Nov 2022 07:40 WIB
31 May 2022, Bavaria, Herzogenaurach: Soccer: National team, before the start of the Nations League. Leon Goretzka during a press conference after training. Photo: Daniel Karmann/dpa (Photo by Daniel Karmann/picture alliance via Getty Images)
Leon Goretzka kecam kampanye anti LGBTQ (dpa/picture alliance via Getty I/picture alliance)
Munich -

Leon Goretzka mengecam ucapan ambasador Piala Dunia 2022 perihal LGBTQ haram. Bintang Timnas Jerman itu menilai ucapan sang ambasador membahayakan.

Ambasador Piala Dunia 2022, Khalid Salman, membuat geger insan sepakbola dunia. Eks pemain internasional Qatar tersebut menilai LGBTQ sebagai penyimpangan dan haram hukumnya.

"Homoseksual itu haram. Anda tahu apa arti haram?" kata Salman kepada media Jerman, ZDF.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya juga bukan Muslim yang taat betul, tapi mengapa itu haram? Karena itu merusak pikiran," ujarnya.

Salman juga meminta kelompok LGBTQ yang ingin datang ke Piala Dunia 2022 untuk menerima aturan Qatar. Negara Timur Tengah tersebut memang menerapkan aturan ketat untuk para fans, mulai dari pembatasan alkohol hingga larangan seks bebas.

ADVERTISEMENT

Ucapan Salman mendapat komentar pedas dari gelandang Timnas Jerman, Leon Goretzka. Dia menganggap Salman punya pemikiran kolot yang membuat blunder dengan pernyataannya soal LGBTQ.

"Ini sangat menindas. Ini adalah citra seorang pria yang datang dari milenium lain," kata Goretzka, dilansir dari BBC.

"Ucapan tersebut membuat Anda tak habis pikir bahwa hal-hal semacam itu bisa dikatakan oleh duta Piala Dunia sesaat sebelum Piala Dunia," ketusnya.

Kritik juga datang dari Presiden Asosiasi Sepakbola Jerman (DFB), Bernd Neunendorf. Dia bahkan mendesak FIFA untuk memeriksa masalah ini.

"Pernyataan itu mendiskreditkan seluruh komunitas LGBTIQ dan mengungkapkan hubungan yang sangat bermasalah dengan hak asasi manusia," ujar Neunendorf.

"FIFA harus secara serius memeriksa apakah komite etiknya harus menangani masalah ini," ujarnya.




(bay/pur)

Hide Ads