Enam negara perwakilan Asia akan tampil di Piala Dunia 2022. Bisakah mereka bertahan lebih lama dan tak sekadar jadi penggembira?
Sejak edisi perdana digelar ada 1930, sudah ada 13 negara yang pernah mewakili Asia di Piala Dunia. Namun prestasi negara-negara benua kuning terbilang biasa saja.
Hanya Korea Selatan yang pernah mencapai semifinal pada 2002, saat negeri ginseng itu bertindak sebagai tuan rumah. Lalu ada Korea Utara yang pernah menembus perempatfinal pada 1966. Sisanya, paling bagus hanya tembus 16 besar saja.
Pada edisi 2022, Asia akan diwakili oleh Qatar, Jepang, Korea Selatan, Arab Saudi, Iran, dan Australia. Enam negara di atas punya potensi untuk mengejutkan lawan di fase grup, namun bukan berarti itu mudah dilakukan.
Qatar tampil di Piala Dunia 2022 sebagai tuan rumah dan juara bertahan Piala Asia, namun perlu diingat ini adalah debut mereka sebagai peserta. Jalan melangkah ke fase gugur amat berliku, terutama di tengah kepungan Belanda, Senegal, dan Ekuador.
Iran dan Arab Saudi sudah memiliki reputasi bagus di sepakbola Asia sejak lama, tapi kerap melempem di Piala Dunia. Iran, yang tergabung bersama Inggris, Wales, dan Amerika Serikat di Grup B, diketahui sudah lolos enam kali termasuk tahun ini, namun belum pernah melaju ke fase gugur.
Baca juga: Piala Dunia 2022: Senegal Harapan Afrika |
Sedangkan Arab Saudi hanya pernah lolos ke 16 besar pada 1994, yang merupakan debut di Piala Dunia. Setelahnya, mereka kerap jadi bulan-bulanan. Tergabung bersama Argentina, Meksiko, dan Polandia di Grup C, mereka kali ini diprediksi bernasib serupa.
Australia juga pernah melaju ke 16 besar pada 2006, namun setelah itu Socceroos belum lagi bersinar. Skuad yang mereka punya saat ini bahkan tak lagi setenar era Mark Viduka dan Harry Kewell, membuat mereka tak diunggulkan di antara Prancis, Denmark, dan Tunisia.
Harapan besar sebetulnya tertuju kepada Jepang dan Korea Selatan. Kedua negara ini dinilai punya materi pemain yang lebih mumpuni. Tak sedikit dari pemain mereka yang tampil di liga-liga besar Eropa.
Jepang bahkan hanya membawa tujuh pemain yang berkiprah di dalam negeri. Sisanya merantau ke Eropa. Sedangkan Korsel masih sedikit didominasi pemain dalam negeri, yakni 14 berbanding 12 pemain.
Berkaca pada edisi 2018, kedua negara juga tampil mengejutkan. Korsel mampu mengalahkan Jerman, sedangkan Jepang hampir mengalahkan Belgia di 16 besar sebelum kalah dramatis.
Hanya saja, saat ini kedua negara tergabung dalam grup yang berat. Jepang saat ini tergabung dalam grup E bersama Spanyol, Jerman, dan Kosta Rika. Sedangkan Korsel bersama Uruguay, Portugal, dan Ghana di Grup H.
Melihat kondisi itu, negara-negara Asia jelas bukan unggulan. Namun situasi itu bisa menjadi keuntungan untuk tampil lepas dan merepotkan lawan. Dan bisa saja mereka menghadirkan kejutan yang tak disangka-sangka.
(adp/raw)