Komentar Kevin de Bruyne tentang kans juara Belgia memicu serangkaian insiden. Eks pelatih Belgia Marc Wilmots meyakini, tindakan De Bruyne tidak tepat.
Gelandang Manchester City itu belum lama ini meragukan peluang juara Belgia di Piala Dunia 2022. De Bruyne menganggap skuad the Red Devils terlalu tua.
Kapten Belgia Eden Hazard berkomentar serupa. Pemain Real Madrid itu meyakini peluang juara terbaik Belgia ada di Piala Dunia 2018, dan kini mereka tak memiliki lini pertahanan mumpuni.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada prosesnya, Belgia memang kurang tampil meyakinkan di fase grup. Setelah cuma menang tipis atas Kanada 1-0, De Bruyne dkk malah tumbang di tangan Maroko 0-2.
Usai kekalahan dari Maroko, bek tengah Belgia Jan Vertonghen frustrasi. Eks pemain Tottenham Hotspur itu melontarkan komentar yang turut menyindir De Bruyne dan Hazard.
Disharmoni Belgia berpuncak pada perselisihan di antara ketiga pesepakbola top itu di ruang ganti. Kabarnya Romelu Lukaku bahkan sampai harus melerai. Sekalipun rumor ini dibantah.
Marc Wilmots menangani Belgia di antara 2012-2016. Wilmots menyayangkan komentar Kevin de Bruyne, sembari mengingatkan pentingnya kekompakan di dalam skuad Belgia.
"Banyak hal yang sudah terjadi tapi tidak seharusnya terjadi. Saya membangun tim ini dan mengajari mereka untuk saling menghormati, bukannya saling mengkritik. Jadi apa yang dikatakan Kevin de Bruyne itu tidak tepat," ungkap Wilmots kepada Het Nieuwsblad.
"Kalau dia punya kritik untuk timnya, dia harus merahasiakannya. Perdebatan di atas lapangan atau pernyataan di media itu tidak bermanfaat untuk siapapun. Saya harap sih hal itu tidak menyebabkan ketegangan serius karena itu akan disayangkan."
"Saya akan mengatakan kepada mereka: tetaplah kompak, berusahalah memperbaiki keretakan itu bersama-sama. Itulah yang selama ini selalu menjadi kekuatan kami. Dan anda tahu, jika kami nanti menang, segalanya akan terlupakan dan ini masih bisa menjadi sebuah Piala Dunia yang menyenangkan," kata Wilmots.
(rin/aff)