Penyerang Turki Bela Galtier yang Dituding Rasis dan Islamofobia

Penyerang Turki Bela Galtier yang Dituding Rasis dan Islamofobia

Putra Rusdi K - Sepakbola
Kamis, 13 Apr 2023 20:00 WIB
Lilles French head coach Christophe Galtier (L) and Lilles Turkish forward Burak Yilmaz celebrate after winning the French L1 football match between Angers SCO and Lille OSC at The Raymond-Kopa Stadium in Angers, north-western France on May 23, 2021. (Photo by LOIC VENANCE / AFP) (Photo by LOIC VENANCE/AFP via Getty Images)
Foto: AFP via Getty Images/LOIC VENANCE
Paris -

Christophe Galtier diterpa tudingan sosok yang rasis dan islamofobia. Namun, mantan anak asuhannya asal Turki Burak Yilmaz yakin Galtier tak melakukan hal itu.

Pelatih PSG, Christophe Galtier, mendapat tudingan sebagai sosok yang rasis dan islamofobia. Tudingan ini muncul setelah surat elektronik (email) mantan direktur sepakbola Nice Julien Fournier kepada ke Dave Brailsford selaku direktur INEOS (perusahaan yang dimiliki Nice) bocor ke media.

Dalam email tersebut, Fournier mengungkapkan kepada Brailsford soal percakapannya dengan Galtier semasa masih melatih Nice. Sebelum merapat ke PSG pada awal musim ini, Galtier melatih Nice pada 2021-2022. Galtier disebut mengeluh kepada Fournier karena terlalu banyak pemain kulit hitam dan muslim di Nice kala itu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Galtier banjir kecaman akibat bocornya email tersebut. Ia bahkan dilaporkan mendapat teror ancaman pembunuhan.

Di tengah kecaman yang menimpanya, dukungan juga hadir untuk Galtier. Salah satunya datang dari mantan anak asuhannya, Burak Yilmaz.

ADVERTISEMENT

Penyerang asal Turki ini pernah dilatih oleh Galtier di Lille pada rentang 2020-2021. Yilmaz yang seorang muslim yakin Galtier bukan sosok yang rasis dan islamopobia. Ia menegaskan melalui akun Instagramnya sama sekali tak pernah mendapat perlakuan diskriminatif selama dilatih oleh Galtier.

"Saya membaca berita hari ini dan merasa harus mengatakan sesuatu. Saya bekerja dengan Galtier dan tidak pernah merasakan perilaku negatif darinya karena agama atau kebangsaan saya. Dia adalah pelatih yang fantastis serta orang yang fantastis," tulis Yilmaz.

Meski tudingan pernyataan rasis dan islamopobia yang dilakukan Galtier terjadi saat masih di Nice, Presiden PSG Nasser Al-Khelaifi dilaporkan tetap akan melakukan investigasi lebih lanjut tuduhan rasis yang dilontarkan terhadap Galtier. Masalah ini bisa saja mempengaruhi masa depan pelatih 56 tahun tersebut bersama Les Parisiens.

(pur/krs)

Hide Ads