Ronaldo, Benzema, dan 'Taktik Ofensif' Arab Saudi Kuasai Dunia

Ronaldo, Benzema, dan 'Taktik Ofensif' Arab Saudi Kuasai Dunia

Yanu Arifin - Sepakbola
Sabtu, 10 Jun 2023 14:00 WIB
JEDDAH, SAUDI ARABIA - JUNE 08: Karim Benzema interacts with mascots as they are presented to the crowd during the Karim Benzema Official Reception event at King Abdullah Sports City on June 08, 2023 in Jeddah, Saudi Arabia. (Photo by Yasser Bakhsh/Getty Images)
Foto: Getty Images/Yasser Bakhsh

Arab Bisa Sukses Jalankan 'Taktik' Sepakbolanya?

Meski begitu, Arab Saudi dinilai bisa saja sukses menjalakan taktik ini, tak seperti China dan lebih baik dari Qatar. Ada beberapa alasannya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Wael Jabir, koresponden Athletic di Arab Saudi, menilai sepakbola cukup populer di Arab Saudi, tidak seperti di Qatar dan China.

"Di Arab Saudi, ini sangat berbeda. Anda melihat klub seperti Al Hilal, yang sudah menjadi salah satu daro 10 klub dengan pengikut terbanyak di Twitter. Arab Saudi juga berusaha untuk menarik pariwisata. Mereka mencoba melakukan segala macam hal lain yang terkait dengan ini, dan itulah yang mungkin memberikan lebih banyak peluang untuk sukses," kata Jabir.

ADVERTISEMENT

Selain itu, sepakbola ini juga dinilai menjadi bagian dari upaya Arab menjadi lebih liberal. Setelah dicap negara konservatif, Arab Saudi mulai membuka diri dengan banyak perubahan.

"Kami melihat perubahan nyata dari warisan konservatif ke begitu banyak hal, misal dalam hal wanita dapat mengemudi, wanita pergi ke stadion, partisipasi wanita dalam dunia kerja. Saya pribadi bekerja di kantor yang terdiri dari enam orang, dua di antaranya adalah perempuan Saudi. Dan ini adalah sesuatu yang tidak pernah terdengar bahkan 10 tahun yang lalu," ungkap Jabir.

Salah satu ganjalan Arab Saudi sendiri adalah kasus HAM yang terus disuarakan. Pembunuhan Jamal Khashoggi menjadi noda dalam upaya Arab Saudi membangun reputasi. Sepakbola dinilai menjadi cara Arab Saudi menjalankan sportswashing atau menjernihkan reputasi negara atas berbagai pelanggarannya lewat sepakbola.

Arab Saudi kerap dikecam negara-negara Barat terkait HAM, mulai dari kasus Jamal Khashoggi hingga aturan ketat terkait LGBTQ+. Di satu sisi, dana Arab Saudi juga mengalir deras ke banyak negara, yang juga sedianya menerima kritikan serupa.

"Apakah kita menganggap olahraga lebih berharga dalam beberapa hal, sehingga tidak boleh disusupi dengan cara ini oleh negara-negara yang juga menerima kritik? Atau hanya sekadar bisnis?" tanya Adam Crafton dari Athletic.

Biar bagaimana pun, taktik sepakbola Arab Saudi memang tak mulus-mulus amat. Masih ada banyak pertanyaan perihal akuntabilitas dan hal-hal lain yang masih menjadi pertanyaan soal negara Arab Saudi itu sendiri.


(yna/bay)

Hide Ads