Menyelaraskan Hati dan Pikiran

Kolom Sepakbola

Menyelaraskan Hati dan Pikiran

- Sepakbola
Selasa, 27 Nov 2007 07:06 WIB
London - Ditengah sengitnya salah satu pertandingan derby paling panas di Inggris beberapa waktu lalu, Everton melawan Liverpool, Rafa Benitez menarik keluar kapten timnya, Steven Gerrard. Semua orang melongo tak percaya dengan tindakan Benitez ini.

Bagaimana mungkin? Gerrard adalah tiang pancang Liverpool. Dan dalam pertandingan itu ia bermain kesetanan. Betul-betul kesetanan. Tak heran sehabis pertandingan Rafa Benitez mendapat cecaran pertanyaan akan logika tindakannya menarik keluar Gerrard.

Dalam bahasa Inggris yang rapi dan logat Spanyolnya, ia santai menjawab, "Gerrard terlalu banyak bermain dengan hati, terlalu banyak semangat, kurang dengan otak."

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Semua penggemar bola Inggris tertawa geli mendengar jawaban ini. Pengamat bola menggeleng-geleng tak percaya. Seolah Benitez ini orang gila yang tak paham sepakbola.

Walau tidak ikut tertawa geli, saya termasuk orang yang juga terpana mendengar jawaban Benitez saat itu. Belakangan saya melihat setidaknya ada nilai kebenaran yang dikatakan Benitez.

Kata-kata Benitez membawa saya pada perdebatan atau pemahaman klise akan perbedaan sepakbola Inggris dan Eropa Daratan. Benitez tumbuh dalam lingkungan bola di Spanyol yang lebih mengandalkan ketrampilan teknik dan strategi. Semangat itu wajib tetapi untuk mendukung ketrampilan tehnik dan strategi.

Inggris dengan kick and rushnya lebih mengandalkan hati-semangat. Bukannya tidak mewajibkan ketrampilan teknik dan strategi, tetapi semangat adalah yang nomer satu.

Sebetulnya kedua pendekatan ini kalau sedang jalan hampir tidak akan ada beda penampakannya di lapangan. Pertandingan akan berjalan atraktif. Persoalannya adalah ketika pendekatan ini tidak jalan.

Berapa kali kita menyaksikan pertandingan yang membosankan dari Eropa Daratan. Kesadaran yang terlalu tinggi akan ketrampilan tekhnik dan strategi sering membuat pertandingan berjalan lamban dan terlalu hati-hati. Sangat tidak menarik. Seperti pertandingan catur saja. (Pertandingan catur tentu saja menarik, tetapi tidak untuk diterapkan di sepakbola.)

Sebaliknya, di Inggris karena menomersatukan hati dan semangat, tak jarang pertandingan seperti tak tentu arah. Seperti asal tendang dan kejar. Seperti ayam jago kehilangan kepala yang lari kesana kesini tak tentu tujuan. Apalagi di pertandingan derby, terkadang seperti mau berkelahi saja.

Mencoba memahami pernyataan Benitez, saya mencoba menarik keputusannya untuk menarik Gerrard dalam konteks ketika pendekatan gaya Inggris bersepakbola sedang tidak jalan. Ia melihat bahwa permainan Gerrard dengan semangat berlebih malah justru merusak strategi yang sudah ia siapkan. Karenanya ia perlu menggantikannya dengan pemain yang lebih bisa berkepala dingin dan memanfaatkan situasi.

Lebih jauh lagi dengan pernyataan Benitez saya mencoba memahami kegagalan bertahun-tahun tim Inggris berkiprah di panggung internasional.

Cobalah perhatikan, setiap kali Inggris harus bermain di pertandingan-pertandingan penting, selalu saja kesebelasan Inggris ini kehilangan bentuk permainannya dan akhirnya kalah. Mereka akan terus berlari dan berlari, terus menendang bola dan menendang bola, tetapi seperti tak tentu arah.

Para pelatih top dunia juga tak pernah paham mengapa ini terjadi. Kalau dikatakan pemain kurang terampil, jelas itu tak benar. Para pelatih top dunia juga sudah mengatakan hal itu. Kalau dikatakan kurang beruntung, mosok puluhan tahun tidak beruntung terus. Tak mempunyai strategi? Mereka yang melatih Inggris, walau banyak yang meragukan Steve McClaren, bukanlah kacangan.

Mungkin jawabnya, secara tak sengaja telah dinyatakan oleh Benitez. Selaraskan hati dan otak. Selaraskan semangat dan pikiran.  == *) Penulis adalah reporter detikcom, tinggal di London.  (lza/krs)

Hide Ads