Cuaca Dingin Ini, Kick and Rush Ini

Cuaca Dingin Ini, Kick and Rush Ini

- Sepakbola
Selasa, 03 Des 2013 13:25 WIB
Ilustrasi (detiksport/a2s)
London - Beberapa tahun silam seorang sahabat lama dari Indonesia datang berkunjung menginap di rumah kami di London menjelang Natal hingga Tahun Baru. Salah satu yang ia inginkan dalam kunjungannya adalah nonton bola langsung di stadion.

"Lagi ramai-ramainya nih, Banyak pertandingan. Kapan lagi," katanya saat itu mengajak saya.

Saya sebenarnya agak malas. Walau sahabat saya benar, bahwa jadwal kompetisi lagi padat-padatnya dan seru-serunya di Inggris, berbeda dengan Eropa Daratan yang libur, saya jarang menonton sepakbola langsung di stadion di saat-saat itu. Transportasi umum kurang nyaman karena frekuensi agak berkurang dan saya tidak terlalu tahan dingin.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Demi sahabat, dan juga sopan santun, saya mengalah. Walau kemudian saya usulkan untuk menonton yang dekat rumah saja: Charlton Athletic. (Waktu itu) klub ini masih anggota Premiership dan jarak stadion hanya empat pemberhentian bus saja dari rumah -- atau kalau kepepet jalan kaki cuma 20 menit.

Awalnya ia agak enggan karena ingin menonton tim besar. Tetapi dengan alasan mahal, jauh, dan transportasi yang belum tentu gampang ia akhirnya setuju. Dan lagi, pertandingan klub besar itu bisa kami tonton di televisi.

"Tiket juga gampang. Ada teman orang Indonesia pemegang tiket musiman Charlton. Rumahnya dekat stadion dan ia biasanya tidak nonton karena biasanya liburan Natal dengan keluarga istrinya yang asli orang Inggris. Tiketnya bisa kita pinjam,’" ujar saya meyakinkan.



Begitulah. Di sebuah sore menjelang Natal, kami terselip di salah satu tribun The Valley, stadion milik Charlton. Walau sudah berpakaian hangat berlapis-lapis tetap saja kami menggigil kedinginan. Suhu hanya sedikit di atas titik beku. Angin Desember yang memang selalu kencang membuat suhu menjadi lebih dingin lagi sehingga rahang kami seperti bergemeretak beradu.

Saya tidak terlalu menikmati jalannya pertandingan. Bukan karena yang bermain "hanya" Charlton dan Blackburn. Namun, sepanjang pertandingan yang terbayang adalah kehangatan pemanas ruangan di rumah.

Usai pertandingan kami memutuskan untuk berjalan kaki saja pulangnya, sambil menyusuri Sungai Thames -- sambil tentu saja membicarakan pertandingan. Saya tidak terlalu ingat hasilnya, kalau tidak salah 0-2 untuk Blackburn. Tapi saya selalu ingat garis besar pembicaraan kami.

"Saya pikir Inggris ini sudah meninggalkan kick and rush, ternyata masih saja seperti itu ya. Kuno sekali,’" komentar teman saya itu. "Kalau nonton di TV sepertinya nggak seperti itu. Apa karena Charlton dan Blackburn ya?’"

"Masih saja sepakbola Inggris ini mengandalkan fisik. Otot," masih belum puas ia mengomentari pertandingan.

"Ya begitulah Desember dan Januari ini," jawab saya.

"Maksudmu? Apa hubungannya," ia kemudian bertanya.

"Kamu tidak merasakan suhu yang hampir beku ini? Kamu tidak memperhatikan betapa angin begitu kencang sehingga bola sulit dikontrol? Kalau mereka main pelan, kutik sana, kutik sini, bekulah mereka. Belum lagi bola yang sulit dikendalikan. Kalau mereka main operan-operan pendek, sulitlah melakukan operan yang tepat. Pilihan apa yang dimiliki para pemain itu kalau bukan kick and rush?" kata saya dengan nada sebisa mungkin tidak berkesan membela.

Sebenarnya saya juga tidak berusaha membela. Tetapi saya sering memperhatikan, entah salah entah benar, bahwa sepertinya cuaca turut menentukan bagaimana permainan sepakbola ini diperagakan. Bukan sekadar budaya, cara berfikir, keterampilan atau fisiologis pemain saja yang berperan.

Perhatikan bagaimana sebenarnya cara bermain di kompetisi sepakbola di Inggris ini seperti terbagi dalam tiga periode: (1) sebelum Desember, (2) Desember-Januari, dan (3) sesudah Desember-Januari.

Sebelum Desember-Januari, tim yang lebih mengandalkan teknik, taktik dan strategi biasanya selalu lebih unggul dalam pengumpulan angka. Memasuki Desember dan Januari ceritanya menjadi berbeda. Kesebelasan yang lebih punya "hati" dan fisik yang kuat (dengan gaya kick and rush dan segala variannya) akan lebih unggul. Dan periode sesudah Desember-Januari, kembali yang mengandalkan teknik, taktik dan strategi akan mempunyai keunggulan.

Karenanya menjadi sangat penting bagi para manajer untuk bisa meramu pemain dan permainan yang menggabungkan "hati", fisik, taktik dan strategi sekaligus. Tidak bisa sebuah skuat hanya mampu memainkan satu pola permainan saja. Kecuali tentu saja berani jeblok di salah satu periode itu.



Bermain sepakbola di Inggris Utara di periode Desember-Januari adalah siksaan tersendiri. Saya katakan kepada teman saya, suhu di utara jauh lebih dingin, angin lebih kencang dan masih ditambah hujan yang seperti menggigit kulit ketika menimpa.

Betapa banyak kita mendengar cerita anekdot pemain dari luar Inggris dengan keterampilan yang luar biasa namun tidak piawai menyesuaikan diri dengan cuaca setempat, sehingga kalah bersaing lawan pemain kacangan. Bagaimana mau bersaing, mau ke luar rumah saja membutuhkan dorongan semangat, apalagi bermain bola dengan tiupan angin yang dinginnya menyusup ke dalam tulang.

Bukan hanya untuk pemain asing sebetulnya. Cobalah perhatikan bagaimana klub-klub dari utara Inggris pada periode Desember-Januari lebih mampu mendulang angka dibanding saingannya dari selatan. Terutama kalau kesialan jadwal memaksa mereka lebih banyak bermain tandang ke utara. Pemain-pemain dari selatan juga tidak suka bermain ke utara pada bulan-bulan itu.

Sering dikatakan Desember-Januari adalah saat-saat genting bagi pertarungan di Liga Inggris. Permutasi para calon juara (ataupun mereka yang akan terdegradasi) terpetakan di situ. Wajar saja karena jejalan pertandingan justru paling banyak di periode ini. Dan hanya tim-tim yang mampu memainkan kick and rush (dan sekarang varian permainan dari sistem tersebut) yang bisa mendulang hasil maksimal.

Anda bisa mengecek sendiri perbandingan klub Inggris yang berjaya di puncak liga tertinggi Inggris ini, sejak lebih seratus tahun lalu kompetisi diputar: klub dari utara atau selatan. Saya berani bertaruh pasti dari utara. Bukan sekadar karena klub dari Inggris utara lebih banyak, tapi karena kemampuan mereka untuk bermain di cuaca yang tidak bersahabat memang lebih tinggi.

Itulah sebabnya, selama Inggris tidak menerapkan libur musim dingin, kick and rush tidak akan sepenuhnya mati. Ia menjadi gaya permainan yang penting dalam kalender persepakbolaan Inggris. Prasyarat tak tertulis kalau sebuah klub ingin menjadi juara kompetisi. Kalau ada klub yang mampu juara di Inggris tanpa mampu memainkan gaya ini, ia merupakan anomali. Dan hanya sekali-sekali juara, tidak akan bisa terus menerus.

London, 1 Desember 2013



====

* Akun Twitter penulis: @dalipin68
* Tentang 'Dalipin Story', baca di sini




(a2s/din)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads