Sampai hari ini, tidak ada yang tahu pasti apa yang ada di kepala Noel Gallagher ketika menciptakan 'Wonderwall'. Hanya Noel dan Tuhan yang tahu bagaimana awalnya sampai lagu klasik itu tercipta.
Selama bertahun-tahun, apa yang dimaksud Noel dengan 'Wonderwall' pada lagu yang dia bikin untuk band-nya dulu, Oasis, itu menjadi pembahasan. Berbagai interpretasi disajikan, berbagai teori diangkat, namun tidak ada satu pun yang dianggap saklek. Bagi sebagian penikmat musik, justru demikianlah yang bagus. Sebuah lagu menjadi sempurna ketika dia bisa diinterpretasikan macam-macam oleh pendengarnya.
Vokalis Travis, Fran Healy, menjadikan 'Wonderwall' sebagai inspirasi ketika dia menulis 'Writing To Reach You'. Tanpa ragu-ragu, Healy mengakui bahwa chord yang ada di lagunya diambil --dan sedikit dimodifikasi-- dari 'Wonderwall'. Namun, Healy pun tidak paham apa artinya 'Wonderwall'. Dengan cerdik, rasa penasarannya justru dia tuangkan dalam bait 'Writing To Reach You': "The radio is playing all the usual... And what's a Wonderwall anyway?"
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Lagu itu soal teman imajiner yang akan datang dan menyelamatkan Anda dari diri Anda sendiri," ucap Noel ketus.
Tapi, benarkah 'Wonderwall' sungguhan soal teman imajiner? Noel sendiri memberikan penjelasan yang berbeda-beda. Di satu waktu dia mengatakan bahwa 'Wonderwall' adalah tentang sesuatu yang amat dicintai dan diidam-idamkan seseorang, entah itu orang ataupun benda. Di lain waktu, Noel menyebut 'Wonderwall' hanyalah lagu cinta belaka.
Di lain kesempatan lagi, Noel malah membenci lagu tersebut. Ketika ada orang mengatakan bahwa 'Wonderwall' adalah lagu paling terkenal Oasis di luar Inggris, dan merupakan lagu terbaik yang pernah mereka buat, Noel langsung sebal.
"Persetan dengan lagu itu, kamu pernah dengar 'Live Forever'?"
Terlepas dari hubungan benci tapi cintanya dengan Noel, 'Wonderwall' telah menembus zaman. Suara serak adik Noel, Liam Gallagher, yang seperti habis mengisap 100 batang rokok justru memberikan kesan kasar tapi mewah pada lagu yang sedari awal sudah menghebuskan hawa megah itu. Orang yang pernah mendengarnya akan langsung tahu, dari kunci pertama ketika tangan Noel menyapa gitar akustiknya, itu adalah 'Wonderwall'.
"Wonderwall hanyalah sebuah kata, sebuah kata yang indah. Bisa berarti apa pun. Seperti ketika Anda mencoba mencari-cari tiket bus di kantong Anda, tapi tidak ketemu-ketemu. Namun, begitu Anda menemukannya, Anda langsung berseru.. 'Ini dia.. Inilah Wonderwall-ku!'," kata Liam.
Satu interpretasi lagi.
***
Ketika Manchester City menjadi juara Premier League pada tahun 2012, 'Wonderwall' dengan nyaring diperdengarkan di seluruh stadion. 'Wonderwall' mengalahkan chant paling terkenal milik City seperti 'Blue Moon' sekalipun.
Ada kedekatan istimewa antara City dengan Oasis, layaknya Manchester United dengan The Stone Roses, lantaran Noel dan Liam adalah pendukung sampai mati dari The Citizens. Seringkali Noel dan Liam tidak hanya menyuarakan kecintaan mereka kepada City, tetapi juga menyuarakan kebencian mereka tehadap United.
Jauh sebelum Sheikh Mansour datang dengan segunung uang ke City, Noel dan Liam sudah punya ide gila. Buat mereka, salah satu cara membuat City menjadi lebih hebat adalah dengan mendatangkan pemain-pemain terbaik. Ketika itu, dengan asalnya Noel dan Liam menantang City untuk membeli Paolo Maldini. Kalau perlu, mereka akan membantu mengongkosi transfernya.
Bagi Noel, City adalah segala-galanya. Noel tidak pernah merasa minder dulu, ketika City masih menjadi tim yang biasa-biasa saja, dan tidak akan pernah minder seandainya sampai hari ini City masih biasa-biasa saja. Namun, Noel sadar, sepakbola modern telah membuat raihan trofi memvalidasi segalanya. Oleh karenanya, dia menerima dengan tangan terbuka ketika revolusi besar-besaran terjadi di klub yang dia cintai itu.
Trofi memberikan hak untuk sesumbar kepada suporter di mana pun, dan itu wajar. Bagi Noel, ada perubahan yang tidak bisa dihindari. Tuntutan suporter dan juga zaman pada akhirnya akan mengubah klub, dan begitu klub sudah berubah, suporter pun akan ikut terpengaruh. Mereka yang sudah terbiasa dimanjakan dengan berbagai gelar, belum tentu mau dan terima ketika melihat timnya mendadak jadi medioker lagi.
"Coba lihat saja United. Bandingkan dengan ketika kalian baru memulai dulu dengan sekarang, ketika sudah menjadi klub dan mega-brand, dan stadion kalian menjadi sangat besar," ujar Noel ketika diwawancarai oleh eks kapten United, Gary Neville.
Layaknya kebanyakan suporter, Noel tidak sekadar jatuh cinta buta, tetapi juga kritis terhadap klub sendiri. Dia tidak ragu mengutarakan ketidaksetujuannya akan rencana City memperbesar kapasitas Etihad dari 46.000 menjadi 60.000 tempat duduk. Dia tidak yakin memperbesar stadion adalah sesuatu yang esensial.
"Bisa dilihat pada hari pertandingan, masih banyak bangku kosong. Padahal banyak orang sudah memegang tiket musiman. Terkadang, memang banyak orang tidak bisa datang ke stadion," ucap Noel.
"Lalu, mengapa ada banyak bangku kosong?" tanya Neville.
"Entahlah, tidak paham juga kenapa," jawab Noel.
"Maine Road atau Etihad?"
"Maine Road," tegas Noel.
Tumbuh besar dengan mencintai City, Noel menjadi paham betul seperti apa karakter klubnya. Pernah ketika Oasis sedang sibuk-sibuknya pada dekade 90-an, dia hanya menonton City di stadion sebanyak 10 kali dalam delapan tahun. Pada 10 pertandingan tersebut, City selalu kalah.
Noel pun sepenuhnya sadar bahwa klubnya saat ini masih berada di dalam proses, kendatipun sudah beberapa musim menahbiskan diri sebagai salah satu raksasa Premier League. City masih dalam tahap membangun status. Oleh karenanya, dia belum bisa membayangkan akan berada di mana City dalam 15 tahun ke depan. Satu yang dia tahu pasti, manajer masih akan datang dan pergi.
"Kami kesal ketika Mark Hughes dipecat. Namun kemudian, kami juga kesal ketika Roberto Mancini dipecat."
Mancini, pria Italia dengan uban putih di kedua sisi rambut panjangnya, adalah manajer yang dicintai Noel. Dia mengaku menyukai Manuel Pellegrini. Namun, jika dibandingkan dengan Mancini, Pellegrini sedikit lebih membosankan.
Baginya, sosok Mancini yang kerap berjingkarakan ketika timnya mencetak gol, kesal ketika timnya kebobolan, dan marah ketika pemainnya membuat kesalahan, jauh lebih bisa dinikmati. Mancini juga tidak segan berkonfrontasi dengan manajer lawan, termasuk salah satunya dengan Sir Alex Ferguson ketika keduanya berdiri bersebelah-sebelahan di Etihad beberapa musim lalu.
Sebagai mantan pemain, Mancini disebut sebagai sosok yang arogan. Ketika pemainnya tidak becus melakukan sesuatu yang dia perintahkan pada sesi latihan, Mancini akan langsung mencontohkannya sendiri --dan dia bisa melakukannya dengan baik. Konon, inilah yang membuat hubungannya dengan pemain sempat dikabarkan tidak akur.
Meski begitu, tidak bisa dipungkiri kalau Mancini merupakan salah satu sosok penting untuk City. Jika tidak ada Mancini, City tidak akan memupus dahaga gelar juara liga pada 2012. Mancini jugalah yang mendatangkan Yaya Toure, David Silva, Sergio Aguero, dan Samir Nasri. Toure, Silva, dan Aguero masih menjadi tulang punggung tim sampai saat ini.
Bandingkan dengan pembelian-pembelian pada era Pellegrini. City membeli mahal Wilfried Bony dan Eliaquim Mangala, namun keduanya belum menunjukkan kontribusi yang signifikan. Demikian pula dengan Stevan Jovetic yang sempat cemerlang, tapi belakangan malah menghuni bangku cadangan.
Mancini sempat kesal ketika klub gagal mendatangkan pemain yang benar-benar berkualitas pada awal musim 2012/2013. Imbasnya, City gagal mempertahankan gelar di akhir musim dan Mancini keburu dipecat.
***
Noel menciptakan 'Wonderwall' pada Selasa malam di sebuah studio di Wales. Ketika itu, hujan sedang turun deras.
Minggu, 12 April 2015, hujan turun mengguyur kota Manchester ketika City bertandang ke rumah tetangga mereka, United. Kendatipun sukses unggul lebih dulu, City akhirnya menelan kekalahan 2-4 dari rival berbaju merah itu.
Dari yang tadinya menjadi kandidat juara, City kini harus mempertahankan diri untuk tetap bertahan di zona Liga Champions. City butuh untuk diselamatkan. Demikian juga Pellegrini.
"I said maybe you're gonna be the one that saves me... and after all, you're my Wonderwall."
Jika 'Wonderwall' memang benar tentang seorang penyelamat, adakah 'Wonderwall' untuk City?
====
*Penulis adalah wartawan detikSport, beredar di dunia maya dengan akun @Rossifinza.
(roz/a2s)