Tadi malam, di Amex Stadium, Minggu (4/3/2018), awan mendung kembali menyelimuti Arsenal. Laurent Koscielny memimpin rekan-rekannya menghadapi Brighton & Hove Albion dengan harapan besar kembali ke jalur kemenangan - setelah menelan tiga kekalahan beruntun. Brighton & Hove Albion cuma tim promosi, Arsenal harusnya bisa membawa pulang poin penuh.
Tapi di musim ini sudah terlalu banyak skenario yang tak berjalan baik untuk The Gunners. Laga di Amex Stadium ternyata menjadi salah satunya.
Di menit ketujuh gawang Arsenal jebol oleh sepakan Lewis Dunk. Gol kedua tim promosi itu kemudian hadir di menit ke-26 setelah umpan Pascal Gross bisa disundul dengan baik oleh Glenn Murray.
Arsenal bisa memperkecil kedudukan di menit ke-43. Pierre-Emerick Aubameyang bisa menyontek bola masuk ke gawang Matthew Ryan. Tapi itu jadi gol terakhir di pertandingan, skor 2-1 untuk kemenangan Brighton pun bertahan. Arsenal kalah (lagi).
![]() |
Kekalahan itu menjadi yang keempat beruntun diderita Arsenal di semua kompetisi. Imbasnya, peluang tim Gudang Peluru finis di peringkat empat menipis. Ada jarak 13 antara mereka dengan Tottenham Hotspur di urutan empat.
"Ini adalah pertama kalinya terjadi di sepanjang karir saya, dan ini tidaklah mudah. Saya memiliki cukup pengalaman dan keinginan kuat bisa mengubah keadaan. Ketika tim berjuang memulihkan kepercayaan diri, ini menjadi lebih sulit lagi," kata Wenger kepada Sky Sport, yang dilansir BBC.
Desakan mundur Wenger kian menguat. Spanduk 'Wenger Out' bisa dilihat di beberapa sudut stadion. Jumlahnya malah makin banyak di Emirates Stadium.
Tuntutan agar Arsenal mundur sebenarnya sudah muncul sejak beberapa musim lalu. Wenger dinilai sudah kehilangan sentuhannya sebagai manajer top Premier League. Wenger tak lagi lihai meramu taktik. Di banyak kesempatan rencana permainannya dikalahkan dengan telak oleh Mauricio Pochettino, Antonio Conte, dan Josep Guardiola.
Beberapa pertandingan lainnya, pergantian pemain yang dilakukan Wenger terbukti tidak memberi efek positif dan mengubah keadaan. Wenger pernah memberi sukses besar pada Arsenal, tapi kini dia justru seperti menahan Arsenal untuk melaju cepat.
Tuntutan yang sejak beberapa tahun terakhir didengungkan itu semakin menguat musim ini. Wenger terlihat membuat masalah Arsenal kian bertambah, alih-alih membenahinya.
Indikator pertamanya adalah tampil buruk dari segi permainan. Menurut catatan Sky Sports, Arsenal cuma berada di peringkat empat dalam urusan menciptakan peluang, di bawah Manchester City, Liverpool, dan Tottenham Hotspur.
![]() |
Pondasi untuk mempertahankan gaya main khas Arsenal tidak dibangun lagi oleh Wenger. Itu bisa terlihat dengan cuma Mesut Oezil, pemain yang punya daya kreativitas tinggi di lapangan. Tidak ada motor serangan yang lain, usai Alexis Sanchez justru dilepas ke Manchester United Januari kemarin.
Indikator lain atas buruknya Wenger (dan Arsenal) musim ini adalah dari jumlah poin yang dikumpulkan sejauh ini. Hingga pekan ke-29 Premier League, The Gunners cuma mengumpulkan 45 poin. Padalah di musim 2016/2017, di periode yang sama mereka bisa mengoleksi 54 poin, lalu 52 poin du 2015/2016, 57 poin di 2014/2015 dan 62 poin di musim 2013/2014.
Baca juga: Buruknya Hasil Tandang The Gunners Musim Ini |
Kondisi itu cukup ironis mengingat biaya belanja Arsenal cukup besar musim ini. Mereka memecahkan rekor transfer klub dua kali untuk merekrut Alexandre Lacazette dan Pierre-Emerick Aubameyang.
Rekor Belanja Arsenal dalam lima musim terakhir (berdasarkan data Transfermarkt)
2017/2018 106.97 juta pound sterling
2016/2017 96.34 juta pound sterling
2015/2016 23.85 juta pound sterling
2014/2015 107.08 juta pound sterling
2013/2014 44.33 juta pound sterling
2012/2013 50.40 juta pound sterling
Tapi kedatangan pemain-pemain itu seperti tak memberi pengaruh apapun buat Arsenal. Lihat saja bagaimana mereka dipecundangi Manchester City di final Piala Liga Inggris dengan skor 0-3. Puncak dari ketidakberdayaan Arsenal adalah kekalahan atas Brighton & Hove Albion F.C.
*****
Di akhir musim 2016/2017, Wenger mempersembahkan trofi untuk Arsenal. Pada partai final Piala FA, Gudang Peluru menang 2-1 atas Chelsea. Itu harusnya menjadi momen yang tepat untuk Wenger melangkah mundur.
Jika Wenger mundur ketika itu, setidaknya status legenda dia di Emirates Stadium tak akan luntur. Arsenal memang tengah menurun dalam beberapa musim terakhir, tapi mengucap 'Au Revoir' dengan piala setidaknya jadi salam perpisahan terbaik yang bisa diberikan oleh pria asal Prancis itu.
Tapi Wenger ternyata tidak mengemas kopernya dan memesan tiket pulang ke Strasbourg. Dia justru datang ke ruang manajemen klub dan menerima tawaran perpanjangan kontrak untuk dua musim. Maka kita pun masih melihat Wenger di pinggir lapangan saat Arsenal bertanding.
Beberapa kali Wenger bilang masih bisa menyelamatkan musim Arsenal. Tapi, tanpa mengurangi rasa hormat, itu mustahil.
Arsenal ketinggalan 13 poin dari Tottenham, yang membuat kans mereka dapat tiket ke Liga Champions sangat kecil. Arsenal pun sudah tersingkir di Piala FA setelah kalah dari Nottingham Forest. Satu-satunya peluang dapat medali tinggal di Liga Europa. Tapi itu dipastikan tidak akan mudah karena mereka ditunggu AC Milan yang sedang on fire di Serie A.
Entah apa yang bisa dilakukan Wenger untuk menyelamatkan musimnya kali ini. Penderitaan Arsenal (sebagai sebuah klub besar) sudah sedemikian parahnya.
Pertanyaan besarnya masih sama, kapan Monsieur Wenger menyerahkan surat pengunduran dirinya?
Baca juga: Soal Kans Latih Arsenal, Henry: Aku Sih Yes |