Nama Shaw mulai jadi sensasi internet dalam beberapa bulan terakhir. Itu terkait sukses Sutton United melangkah jauh di Piala FA dengan mengalahkan Leeds United dan Wimbledon. Kalau Anda merasa asing dengan nama Sutton United itu bisa dimaklumi karena klub tersebut saat ini berada di National League, level kelima dalam tingkatan sepakbola Inggris.
Dinihari tadi kiprah Sutton United di Piala FA akhirnya tamat setelah mereka tunduk 0-2 di tangan Arsenal. Tapi Wayne Shaw kembali jadi cerita atas ulahnya di bangku cadangan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Terlepas dari aktivitasnya ngemil di bangku cadangan, kiper 46 tahun itu punya banyak kisah menarik di sepanjang karier sepakbolanya. Salah satunya adalah fakta bahwa dia pernah berada satu tim dengan legenda Inggris, Alan Shearer.
Tapi itu sudah terjadi puluhan tahun silam, saat Shaw dan Shearer masih duduk di bangku sekolah dan membela tim junior. Ketika itu Shaw bermain sebagai striker, posisi yang sebenarnya jadi idaman dia saat masih anak-anak dulu.
"Saya tidak ingin menjadi kiper. Saya adalah striker pada sebuah sekolah di Southamapton. Saya ingat ikut sebuah turnamen di Swedia bersama Alan Shearer di tim saya," kenangnya.
Karena popularitasnya yang meroket, Shaw dapat tawaran foto bugil. Dia diminta berpose hanya dengan memakai kedua sarung tangannya. Maukah?
"Sebuah terbitan bertanya apakah saya bisa memfoto saya bugil. Tanpa apapun, kecuali dengan sepasang sarung tangan. Sepertinya begitu. Saya tidak yakin akan bilang apa ke mereka. Itu jelas merupakan salah satu hal paling aneh yang pernah terjadi pada saya," ucap Shaw dikutip dari DailyMail.
Status Shaw di Sutton United kini adalah kiper pelapis sekaligus pelatih kiper. Dalam CV-nya bisa ditemukan juga pengalaman kerja sebagai penjual es krim.
Dengan tubuh sebesar itu Shaw sama sekali belum pernah dimainkan oleh pelatih Paul Doswell musim ini. Tapi jangan coba-coba mengejek tubuh besarnya.
Pada suatu ketika dia pernah menghantam suporter yang mengolok-olok tubuh besarnya menggunakan kepalanya. Atas kejadian itu Shaw dipecat oleh klubnya, meski kemudian dikontrak lagi.
Kalau Piala FA dianggap kerap menghadirkan keajaiban berupa kemenangan tim-tim kecil atas para raksasa, maka keberadaan Wayne Shaw mungkin bisa dikategorikan sebagai 'keajaiban' itu sendiri. Shaw adalah pesepakbola besar - dalam arti sesungguhnya- di klub kecil. (din/cas)