Quagliarella, yang kini bermain untuk Sampdoria, tidak menyangka jika kebersamaannya dengan Napoli berjalan begitu cepat. Hanya satu musim. Awalnya, Quagliarella sangat bahagia bisa jadi bagian klub dari kota kelahirannya pada musim 2009/10.
Semua menjadi hancur setelah seorang polisi memeras dan meneror kehidupan Quagliarella. Striker 34 tahun itu juga difitnah sebagai pedofil dan menggunakan kokain bersama anggota mafia Camorra.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kini, semua tuduhan yang dia terima selama lebih dari lima tahun sudah berakhir setelah pihak kepolisian mampu menangkap pelaku teror tersebut. Adalah Raffaele Piccolo, seorang polisi yang sudah menjadi "hantu" menakutkan bagi Quagliarella.
Di saat kebenaran sudah didapatkan, Quagliarella menceritakan semua hal-hal yang tidak banyak orang ketahui, termasuk kepergiannya dari Napoli.
"Saya diperlakukan seperti penjahat di depan rumah fans saya dan itu menyakitkan. Setiap saya kembali ke Naples, saya harus menyamar untuk menghindari hinaan atau tuduhan. Mendapat hinaan amat sulit untuk dilalui setelah ketiga kalinya," ungkap Quagliarella kepada Le Iene.
"Seorang penguntit 'menyiksa' saya lebih dari lima tahun. Saya tidak tahu apa yang terjadi, karena dia adalah seorang perwira polisi dan karena itu saya awalnya menganggapnya seseorang yang bisa dipercaya dengan menceritakan masalah yang saya punya dan dia menuntaskannya," sambungnya.
"Lalu saya mulai mendapatkan surat kaleng dengan foto-foto gadis telanjang, menuduh saya sebagai pedofilia, bekerja dengan Camorra (kelompok mafia terorganisir), obat penenang, pengaturan pertandingan. Ayah saya diancam, mereka mau menembak kepala saya dan meledakan rumah."
"Surat ancaman yang saya terima di rumah, juga dikirim ke klub saya. Sebelum pergi ke Swedia, Napoli menelepon saya dan mengatakan saya tidak akan bermain karena saya dijual ke Juventus. Itu pertama kalinya saya mendengar tentang hal itu (alasan penjualan),"
"Fans menuduh saya meninggalkan Napoli karena uang, tapi itu tidak benar dan sangat mengganggu keluarga saya. Fans menyayangi saya dan merasa saya khianati, tapi mereka tidak tahu alasan sebenarnya saya pergi,"
"Saya coba untuk membiarkan mereka tahu bahwa saya sangat mencintai Napoli dengan sedikit gerakan, seperti menolak untuk merayakan gol untuk Torino," bebernya spereri dikutip Football Italia.
"Saya kembali ke Napoli? Itu akan sangat indah, bahkan sekadar tahu jika mereka sudah memikirkan saya. Saya meninggalkan urusan yang belum selesai di sana (Napoli)," tegas Quagliarella. (din/din)