Paolo Di Canio Vs Leon Clarke
Pada 2011 terdapat insiden yang serupa. Kala itu Swidon Town dikalahkan oleh Southampton di Piala Liga Inggris.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Striker Swidon Town, Leon Clarke, menganggap kekalahan timnya disebabkan oleh pelatih fisik yang bekerja kurang maksimal. Paolo Di Canio yang mencoba menenangkan justru menjadi sasaran kemarahan Clarke.
Canio tersulut emosinya dan ikut marah hingga menarik Clarke ke lorong ganti. Di sana terjadi petengkaran adu mulut yang akhirnya dimenangkan oleh DI Canio. Clarke akhirnya berjalan lemas ke ruang ganti diikuti Di Canio dari belakang.
Roberto Mancini vs Mario Balotelli
Perkelahian antara Mario Balotelli dengan pelatih Roberto Mancini terjadi saat keduanya bekerja sama di Manchester City. Awal pertikaian ini bermula saat Mancini marah ke Balotelli karena striker bengal trsebut melakukan tackling keras pada Scott Sinclair dalam sesi latihan.
Mancini menegur keras Balotelli untuk tidak melakukan hal yang merugikan tim. Alih-alih meminta maaf, Balotelli justru balik menantang Mancini. Keduanya sempat melakukan bentrok fisik.
Pertengkaran tersebut berakhir dengan Balotelli yang kemudian masuk ke ruang ganti dan langsung pergi meninggalkan latihan. Balotelli juga pernah marah-marah saat diganti pada ajang pramusim.
Ruud Gullit vs Alan Shearer
Pencetak gol terbaik sepanjang masa Liga Premier, Alan Shearer, pernah membuat seorang manajer dipecat. Keduanya terlibat aksi dorong-dorongan dan Shearer yang masih menjadi pemain adalah pemenangnya.
Puncak dari perkelahian Gullit dan Shearer terjadi saat kekalahan 2-1 melawan rival lokal, Sunderland, pada musim 1999/2000. Gullit menepikan Shearer yang membuat suporter tidak senang setelah kekalahan itu. Legenda AC Milan dan Chelsea dipecat tak lama setelah pertandingan.
"Jelas dia tidak ingin bermain untuk saya. Saya mengatakan kepadanya bahwa dia adalah pemain yang dinilai terlalu tinggi, yang pernah saya lihat," ungkap Gullit.
Van Gaal vs Lucio
Inter Milan mengontrak Lucio dari Bayern Munich pada 2009 dan berhasil mengalahkan mantan timnya di final Liga Champions pada 2010.
Bek Brasil itu tidak senang dengan bagaimana Van Gaal menyingkirkannya keluar dari Bayern. Dia menikmati permainannya, tetapi ada hubungan buruk dengan pelatih asal Belanda itu dengan Lucio berarti harus pergi.
Jose Mourinho mengambil keuntungan memboyong Lucio ke Inter. Nerazzurri pada akhirnya menghasilkan treble setahun kemudian.
"Adalah fakta yang diketahui bahwa setiap pelatih memiliki ide dan metodenya sendiri. Namun, Van Gaal hanya memperlakukan saya dengan tidak hormat. Saya layak mendapatkan yang lebih baik dari ini," ungkap Lucio.
"Van Gaal lebih menyakiti saya daripada orang lain di sepakbola. Dia bahkan tidak berbicara dengan saya sebelum menjelaskan bahwa saya tidak lagi diperlukan. Itu sangat mengecewakan," Lucio menyesali.