Klub Inggris Pernah Digoyang Prostitusi, Termasuk Liverpool dan City

Klub Inggris Pernah Digoyang Prostitusi, Termasuk Liverpool dan City

Tim detikcom - Sepakbola
Jumat, 18 Des 2020 13:20 WIB
MANCHESTER, ENGLAND - NOVEMBER 29:  A corner flag is seen inside the stadium prior to the Premier League match between Manchester City and Southampton at Etihad Stadium on November 29, 2017 in Manchester, England.  (Photo by Dan Mullan/Getty Images)
Manchester City dan Liverpool termasuk klub Inggris yang pernah digoyang kasus prostitusi pemainnya. (Foto: Getty Images/Dan Mullan)
Jakarta -

Soal kasus prostitusi, klub-klub Premier League Inggris pun pernah digoyang skandal tersebut. Termasuk klub top macam Liverpool dan Manchester City.

Di tahun 2020 ini, pada saat bulan-bulan awal merebaknya pandemi virus Corona, Manchester City dihebohkan dengan kabar terkait prostitusi yang melibatkan pemainnya, Kyle Walker.

Pada saat Inggris sedang menjalani lockdown saat itu, sejumlah media mengabarkan Kyle Walker malah melakukan pesta seks. Walker ditemani oleh seorang temannya, dengan 'lawan main' dua orang wanita pekerja seks komersial (PSK), dalam kasus prostitusi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kisah ini jadi heboh karena beberapa alasan. Selain melibatkan pemain ternama dari sebuah klub top macam Manchester City, skandal itu juga mencuat sekitar satu pekan setelah Kyle Walker mengimbau agar publik Inggris menaati aturan lockdown dengan tetap berada di rumah semasa lockdown. Ironis karena ia lantas malah menggelar pesta seks, walaupun memang sih Kyle Walker melakukan aktivitas tersebut di kediamannya sendiri.

Skandal prostitusi di tengah pandemi ini lantas membuat Kyle Walker minta maaf. Man City pun turut mengeluarkan pernyataan. "Manchester City mengetahui cerita di surat kabar tabloid terkait kehidupan pribadi Kyle Walker sehubungan dengan pelanggaran aturan karantina wilayah dan menjaga jarak di Inggris," kata juru bicara City pada saat itu.

ADVERTISEMENT

"Pesepakbola adalah panutan global, sementara staf dan pemain berusaha mendukung usaha luar biasa NHS [petugas medis Inggris] dan pekerja spesifik lainnya yang sedang memerangi dampak virus corona COVID-19, dengan cara yang bisa kami lakukan. Perbuatan Kyle secara langsung bertentangan dengan upaya tersebut. Kami kecewa mendengar tuduhan tersebut, mencatat klarifikasi dan permintaan maaf Kyle, dan akan melakukan proses disiplin secara internal," demikian Manchester City.

Liverpool dan Leicester City pun pernah kena skandal prostitusi serupa, dengan kisah yang tak kalah mencuri perhatian. Simak halaman selanjutnya.

Liverpool pernah kena skandal prostitusi serupa akibat ulah salah satu pemainnya. Ada nama Nathaniel Clyne, yang dilepas ke Crystal Palace pada bulan Oktober lalu, paling tidak pada dua skandal berbeda.

Medio 2016, sempat beredar video Clyne sedang berhubungan seks dengan perempuan yang turut disaksikan oleh pria lain. Hal ini memunculkan dugaan pesta seks. Saat itu melapor ke polisi dengan aduan pencemaran nama baik.

Dua tahun kemudian, ada klaim lain dari seorang model perempuan yang menuding Nathaniel Clyne pernah menawarinya uang, sepatu, dan tas mahal demi bisa menidurinya.

Dilansir Liverpooltransfernews.net medio Oktober 2018, perempuan yang tidak disebutkan namanya itu mengaku berjumpa Clyne dalam momen liburan di Miami satu bulan sebelumnya. Wanita itu jadi salah satu tamu undangan Clyne yang sudah menyewa yacht mewah.

Selang beberapa hari, perempuan itu mengaku mereka janjian lagi untuk menghabiskan malam dengan dugem. Menjelang matahari terbit, keduanya meninggalkan lokasi dan bertolak ke kamar hotel Nathaniel Clyne. Di ranjang kamar hotel itu, rayuan demi rayuan pun dilancarkan. Termasuk bayaran uang tunai layaknya transaksi dalam sebuah prostitusi.

"Kayaknya saat itu ia sudah mabuk banget. Ia bilang mau mengajakku shopping di pagi hari. Katanya aku bisa membeli apa saja, sepatu atau dompet dari perancang top. Ia juga bertanya apa aku lebih suka dikasih uang tunai saja dan menawariku 2 ribu dolar. Aku bilang diriku bukanlah wanita penghibur dan ia tak bisa membeli diriku."

Masih kata wanita itu, ia dan Clyne lantas tertidur. Tapi saat terbangun, mereka langsung melakukan adegan ranjang. Ada pula babak berikutnya di pagi hari. Kocaknya, setelah itu Clyne lupa dengan semua janji-janjinya.

"Setelah mandi, ketika aku balik ke kamar, aku bertanya soal rencana shopping dan ia pura-pura lupa pernah bilang begitu. Ia minta nomor kontakku dan aku kemudian pergi. Ia bahkan tak menawariku uang taksi!" tutur si perempuan.

Skandal seks terkait prostitusi yang melibatkan Leicester City juga sangat mencuri perhatian di tahun 2015. Bukan apa-apa, ada tiga pemain the Foxes yang terlibat!

Pada musim panas tahun itu, Leicester menggelar tur ke Bangkok, Thailand. Ini berkaitan erat dengan fakta bahwa saat itu Leicester dimiliki oleh keluarga pengusaha Thailand, dengan Vichai Srivaddhanaprabha sebagai chairman.

Yang jadi masalah, ada tiga pemain Leicester yang malah pesta seks dengan sejumlah perempuan pekerja seks komersial (PSK) lokal. Adegan ini bahkan terekam dalam video. Dalam video itu, terungkap pula bahwa ketiga pesepakbola itu berucap kata-kata rasial.

Video ini direkam sendiri oleh ketiga pesepakbola. Mereka membaginya ke sejumlah teman lalu bocor ke media. Gegerlah Premier League. Leicester City merespons dengan memecat ketiga pemain tersebut dan mengecam tindakan mereka dalam skandal prostitusi bernuansa rasis ini.


Hide Ads