Klub Inggris Pernah Digoyang Prostitusi, Termasuk Liverpool dan City

Klub Inggris Pernah Digoyang Prostitusi, Termasuk Liverpool dan City

Tim detikcom - Sepakbola
Jumat, 18 Des 2020 13:20 WIB
MANCHESTER, ENGLAND - NOVEMBER 29: A corner flag is seen inside the stadium prior to the Premier League match between Manchester City and Southampton at Etihad Stadium on November 29, 2017 in Manchester, England. (Photo by Dan Mullan/Getty Images)
Manchester City dan Liverpool termasuk klub Inggris yang pernah digoyang kasus prostitusi pemainnya. (Foto: Getty Images/Dan Mullan)

Liverpool pernah kena skandal prostitusi serupa akibat ulah salah satu pemainnya. Ada nama Nathaniel Clyne, yang dilepas ke Crystal Palace pada bulan Oktober lalu, paling tidak pada dua skandal berbeda.

Medio 2016, sempat beredar video Clyne sedang berhubungan seks dengan perempuan yang turut disaksikan oleh pria lain. Hal ini memunculkan dugaan pesta seks. Saat itu melapor ke polisi dengan aduan pencemaran nama baik.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dua tahun kemudian, ada klaim lain dari seorang model perempuan yang menuding Nathaniel Clyne pernah menawarinya uang, sepatu, dan tas mahal demi bisa menidurinya.

Dilansir Liverpooltransfernews.net medio Oktober 2018, perempuan yang tidak disebutkan namanya itu mengaku berjumpa Clyne dalam momen liburan di Miami satu bulan sebelumnya. Wanita itu jadi salah satu tamu undangan Clyne yang sudah menyewa yacht mewah.

ADVERTISEMENT

Selang beberapa hari, perempuan itu mengaku mereka janjian lagi untuk menghabiskan malam dengan dugem. Menjelang matahari terbit, keduanya meninggalkan lokasi dan bertolak ke kamar hotel Nathaniel Clyne. Di ranjang kamar hotel itu, rayuan demi rayuan pun dilancarkan. Termasuk bayaran uang tunai layaknya transaksi dalam sebuah prostitusi.

"Kayaknya saat itu ia sudah mabuk banget. Ia bilang mau mengajakku shopping di pagi hari. Katanya aku bisa membeli apa saja, sepatu atau dompet dari perancang top. Ia juga bertanya apa aku lebih suka dikasih uang tunai saja dan menawariku 2 ribu dolar. Aku bilang diriku bukanlah wanita penghibur dan ia tak bisa membeli diriku."

Masih kata wanita itu, ia dan Clyne lantas tertidur. Tapi saat terbangun, mereka langsung melakukan adegan ranjang. Ada pula babak berikutnya di pagi hari. Kocaknya, setelah itu Clyne lupa dengan semua janji-janjinya.

"Setelah mandi, ketika aku balik ke kamar, aku bertanya soal rencana shopping dan ia pura-pura lupa pernah bilang begitu. Ia minta nomor kontakku dan aku kemudian pergi. Ia bahkan tak menawariku uang taksi!" tutur si perempuan.

Skandal seks terkait prostitusi yang melibatkan Leicester City juga sangat mencuri perhatian di tahun 2015. Bukan apa-apa, ada tiga pemain the Foxes yang terlibat!

Pada musim panas tahun itu, Leicester menggelar tur ke Bangkok, Thailand. Ini berkaitan erat dengan fakta bahwa saat itu Leicester dimiliki oleh keluarga pengusaha Thailand, dengan Vichai Srivaddhanaprabha sebagai chairman.

Yang jadi masalah, ada tiga pemain Leicester yang malah pesta seks dengan sejumlah perempuan pekerja seks komersial (PSK) lokal. Adegan ini bahkan terekam dalam video. Dalam video itu, terungkap pula bahwa ketiga pesepakbola itu berucap kata-kata rasial.

Video ini direkam sendiri oleh ketiga pesepakbola. Mereka membaginya ke sejumlah teman lalu bocor ke media. Gegerlah Premier League. Leicester City merespons dengan memecat ketiga pemain tersebut dan mengecam tindakan mereka dalam skandal prostitusi bernuansa rasis ini.


(krs/rin)

Hide Ads