Roman Abramovich menjadi target diberi racun, saat menjadi negosiator damai perang Rusia vs Ukraina. Bos Chelsea itu diduga kena jenis racun Perang Dunia I.
Kabar mengejutkan datang dari laporan Wall Street Journal, yang menyebut Abramovich, menjadi target diberi racun. Taipan Rusia, yang juga pemilik Chelsea itu, terkena racun saat menjadi negosiator damai perang Rusia vs Ukraina.
Dalam pertemuan di Ukraina, awal Maret lalu, Abramovich kabarnya sempat memakan coklat. Setelahnya, pria 55 tahun itu mengalami kebutaan sesaat kemudian kulitnya mengelupas, dan matanya memerah.
Tak cuma Abramovich, dua negosiator Ukraina juga menjadi korban dari serangan racun itu. Pihak Ukraina kemudian menuding kubu Rusia di balik serangan itu, di mana kelompok pro Vladimir Putin coba menggagalkan upaya mediasi dan tak mau perang berhenti.
Dilansir Mirror, jurnalis Christo Grozev dari Bellingcat, media investigasi independen berbasis sumber terbuka [open source], menyebut Roman Abramovich kemungkinan terkena racun Chlorpicrin. Chlorpicin sendiri adalah racun kimia yang banyak dipakai di Perang Dunia I.
Baca juga: Kronologi Roman Abramovich Diracun |
"Semua ahli yang berkomunikasi dengan mereka, mempelajari foto-foto mereka dan melakukan pemeriksaan pribadi," katanya.
"Mereka merujuk [Сhlorpicrin] ini dan agen perang lainnya. Mereka setuju salah satu dari mereka, dan tidak setuju pada yang lain."
"Mereka semua juga sepakat, satu-satunya cara untuk mendeteksi agen tersebut adalah membawa orang-orang ini ke laboratorium, atau mengirim sampel darah mereka ke laboratorium dengan sarana untuk mendeteksi agen perang," katanya.
Grozev menjelaskan, Chlorpicrin bukan jenis racun pasti, yang diberikan kepada Abramovich. Pihaknya menyimpulkan, ada jenis racun lain yang diberikan.
"Сhlorpicrin, ini agen yang memberikan hampir semua gejala yang terdeteksi. Satu-satunya kekurangan dari hipotesis itu Klorpikrin biasanya mengeluarkan bau yang cukup kuat, yang berarti cukup sulit memberikannya tanpa diketahui," katanya.
"Tapi kemudian salah satu spesialis mengatakan ada perkembangan agen ini, tanpa bau. Saran lain, bahkan termasuk dosis rendah adalah Novichok, yang bisa menyebabkan gejala ini menurut seorang ahli yang sangat berpengetahuan," ungkapnya.
Novichok sendiri pernah digunakan dalam insiden Salisbury, yakni agen ganda GRU Sergei Skripal dan putrinya, Yulia, coba diracuni.
(yna/aff)