Jair Bolsonaro, Neymar, dan Jersey Timnas Brasil yang Kini Ditakuti

Yanu Arifin - detikSepakbola
Sabtu, 01 Okt 2022 17:03 WIB
Jair Bolsonaro (kiri) dengan Donald Trump (kiri). Foto: Chris Kleponis-Pool/Getty Images)
Jakarta -

Presiden Brasil, Jair Bolsonaro, menggunakan sepakbola sebagai alat kampanye, semisal menggandeng Neymar. Publik kini takut mengenakan jersey timnas lagi.

Pemilihan Presiden Brasil akan dimulai pada Minggu (2/10/2022). Bolsonaro, sang petahana, ditantang mantan presiden yang juga tokoh kiri Brasil, Luiz Inacio Lula da Silva.

Jelang pemilihan presiden, Bolsonaro kerap menggunakan sepakbola dalam berkampanye. Bintang-bintang Selecao kerap mendukungnya, dengan yang terbaru adalah Neymar.

Pesepakbola termahal di dunia itu baru saja menyatakan dukungannya untuk Bolsonaro. Bintang klub Paris Saint-Germain itu berjoget-joget memberi dukungan kepada sang presiden.

Selain menggaet bintang sepakbola, Jair Bolsonaro juga kerap menjadikan jersey Timnas Brasil cenderamata. Salah satu momen yang diingat adalah ketika memberi mantan Presiden AS, Donald Trump, jersey Tim Samba bernomor 10.

Bolsonaro sendiri notabenenya sosok yang dikecam banyak rakyat Brasil. Bolsonaro menjadi public enemy, yang memuncak tahun lalu. Ia nyaris dimakzulkan karena dianggap gagal menangani pandemi COVID-19, selain inflasi Brasil yang meroket dan konflik lingkungan yang lahir dari kebijakannya.

Selain itu, Bolsonaro juga dicap tokoh ekstrem sayap kanan, dan dianggap bertanggung jawab atas bermunculan ideologi kanan yang membuat banyak kelompok Neo-Nazi lahir di Brasil.

Nah, citra buruk Bolsonaro itu rupanya coba dipoles lewat sepakbola. Dari mulai enggaet bintang top sampai menggunakan jersey Timnas Brasil. Apa imbasnya?

Publik Brasil kini justru takut mengenakan jersey Timnas Brasil. Mereka takut dicap sebagai pendukung Bolsonaro.

"Sepakbola adalah sesuatu yang ikonik untuk Brasil, itulah yang paling sering menyatukan semua orang," kata Isabela Guedes kepada Al Jazeera.

"Ketika mereka [pendukung sayap kanan] mengambil sesuatu yang sangat berarti bagi negara dan menggunakannya untuk tujuan politik, itu seperti mereka mencurinya dari kami. Saya tidak merasa nyaman menggantung bendera [Brasil] di jendela saya selama Piala Dunia, karena saya akan dikira orang dengan pandangan politik yang sama sekali berbeda. Mereka telah mengambil bendera dan jersey kuning dan mengubahnya menjadi simbol politik," ujarnya.

Tren itu kemudian terlihat, saat Brasil merilis jersey kandang dan tandang untuk Piala Dunia 2022, yang akan digelar di Qatar akhir tahun ini. Jersey kandang Brasil yang berwarna kuning, tak terjual banyak seperti biasanya. Sementara jersey biru tandang Brasil justru ludes diborong.

Terkait pemilihan presiden sendiri, Jair Bolsonaro banyak diprediksi bakal kalah dari Lula. Apakah sepakbola bisa menjadi mesin kampanye yang efektif bagi Bolsonaro?




(yna/rin)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork