Rudolf Yanto Basna menjadi salah satu yang menjabarkan penelitiannya di National Conference of Football and Science (NCFS) 2025. Dia berharap karier sepakbola dan pendidikan bisa jalan bersamaan.
NCFS 2025 berlangsung di Institut Tekhnologi Bandung (ITB), Bandung, pada 25-26 September. Acara ini mengusung tema "Memperkuat Fondasi Sepakbola Indonesia Menuju Piala Dunia".
NCFS 2025 menghadirkan 51 paper atau lebih banyak saat NCFS di Jambi pada tahun lalu. Ragam riset tersaji, mulai dari talent identification, evaluasi harga tiket klub, sampai penelitian terkait pencegahan cedera.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Yanto Basna salah satu presenter yang memaparkan penelitiannya. Mantan bek Timnas Indonesia itu punya gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) dan Magister Pendidikan (M.Pd) dari Universitas Negeri Yogyakarta.
Penelitiannya adalah Dari Lapangan ke Ruang Kelas: Inovasi Kebijakan Integratof Sepakbola dan Pendidikan Formal sebagai Strategi Pembangunan Sumber Daya Manusia Papua. Dia menjalankannya bersama Esar Roni F. Beroperay dan Fred Keith Hutubessy.
"Kalau poinnya lebih ke integrasi atau kerjasama bagaimana menjalankan tugas atlet, spesifiknya untuk menjalankan dua karier, yaitu pendidikan dengan sepakbola. Karena kalau saya lihat ya, generasi sekarang, bukan hanya sekarang, sirkulasinya akan berputar terus untuk lebih mementingkan sepakbola. Dan tidak sedikit yang menjadi korban akan pendidikan," kata Yanto.
Yanto Basna merupakan pesepakbola Indonesia yang berhasil sekaligus menjalani pendidikan dengan baik. Karier sepakbola Yanto Basna saat ini menurun imbas mendapatkan cedera saat membela klub Thailand.
"Saya secara khusus masuk di akademisi, dan kakak saya juga Roni Beroperay, memang kami fokus di Universitas Cendrawasih untuk bagaimana mengedukasi sebanyak mungkin."
"Apalagi mengikuti kegiatan ini (NCFS) menjadi satu batu loncatan juga untuk saya, untuk bagaimana belajar, untuk memberikan sesuatu, atau edukasi, bukan hanya berdasarkan pengalaman, tetapi lebih kepada sains, dengan sains data itu yang penting," Yanto menjelaskan.
Dunia pendidikan kini sudah menyelamatkan masa depannya. Yanto Basna ingin mengalihkan fokus besar di dunia pendidikan, walaupun saat ini masih bermain untuk Waanal Brothers Football Club di Liga 3.
"Motivasi saya untuk kembali ke dunia akademisi. Saya melihat banyak ketimpangangan seperti yang hari ini kita sampaikan papernya seperti itu, penelitian-penelitian kami."
"Semoga ya, ini lebih ke kebijakan sebenarnya, jadi semoga yang pegang kebijakan itu bisa berubah. Sesuatu yang baru, terutama untuk bagaimana karier sepakbola dengan pendidikan ini bagaimana bisa jalan bersama," bek berusia 30 tahun itu menegaskan.
(ran/rin)